SUKABUMIUPDATE.com - Aktivitas blasting yang dilakukan PT Tambang Semen Sukabumi (TSS) kembali menuai emosi warga. Buntutnya, puluhan warga yang terdampak blasting atau aktivitas peledakan kembali mendatangi kantor PT TSS, Jumat (4/10/2019) lalu.
BACA JUGA: Warga Leuwidinding Dirawat Akibat Blasting PT TSS, Kasie Trantib Sebut Mau Dinegosiasi
Aksi tersebut juga dilakukan secara spontan setelah ada beberapa warga Kampung Leuwidinding, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampang Tengah yang masuk rumah sakit, diduga akibat aktivitas blasting.
"Aksi itu spontan dilakukan warga yang sangat marah kepada pihak perusahaan. Sehingga ada sekitar 60 orang memburu kantor TSS dan hampir terjadi keributan," beber Kepala Dusun Leuwidinding, Uus Kusnadi saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Senin (7/10/2019).
BACA JUGA: Video: (Blasting) Ledakan Tambang Semen Bikin Warga Leuwidinding Dirawat
Uus menjelaskan, muatan utama dari aksi yang digelar warga adalah ingin aktivitas blasting dihentikan, karena dampak buruknya sangat jelas bagi masyarakat.
"Sampai warga ada yang pingsan, rumah retak dan dampak psikis pada anak. Keretakan dalam tanah akibat getaran yang lambat laun dapat menimbulkan perubahan tanah atau longsor, karena kondisi tanah Leuwidingding jadi labil. Dampak potensial keresahan warga, mereka perusahaan harus mempedulikan kearifan lokal," tegas Uus.
BACA JUGA: Kondisi Terkini Dua Warga Leuwidinding Sukabumi, Dirawat Akibat Blasting Tambang Semen
Namun sayangnya, sambung Uus, sejak Jumat kemarin belum ada proses mediasi yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan warga. Hal itu dikarenakan saat aksi dilakukan, hanya ada beberapa orang saja dari pihak perusahaan yang berada di kantor.
"Untuk dampak yang sudah ada, mereka harus cepat tanggap sama kerusakan bangunan warga, atau dampak lainnya. Tapi warga tegas minta blasting dihentikan. Warga akan tetap memperjuangkan hak hidup nyaman," pungkas Uus.