SUKABUMIUPDATE.com - Ipda Erwin Yudha Wildani, polisi yang terbakar pada saat mengamankan aksi demonstrasi di Cianjur beberapa waktu lalu meninggal dunia pada Senin (26/8/2019). Meninggalnya Ipda Erwin membuat semua pihak berdukacita, tak terkecuali dengan mahasiswa.
BACA JUGA: Kisah Masa Kecil Polisi Terbakar di Cianjur
Dihubungi via saluran telepon, Ketua GMNI Cabang Sukabumi Abdullah Masyhudi mengatakan turut berduka cita dan berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas gugurnya Ipda Erwin Yudha Wildani.
"Dan kepada seluruh elemen lapisan masyakat, khususnya para aktivis mahasiswa, semoga ini menjadi bahan pembelajaran untuk senantiasa saling menjaga dan berhati-hati dalam melakukan segala bentuk kegiatan yang bersakutan dengan agenda-agenda aktivis mahasiswa," ungkap Abdul, Senin (26/8/2019).
BACA JUGA: Demo di Cianjur, Satu dari 4 Polisi Terbakar Akhirnya Meninggal
Selain Abdul, Ketua Umum PB Himasi Eki Rukmasnyah juga mengutarakan hal senada. Eki mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Sang Patriot Ipda Erwin Yudha Wildani.
"Kami sangat menyesalkan atas kejadian yang menimpa beliau. Mari jadikan pelajaran untuk kita semua agar kejadian ini menjadi yang terakhir. Aksi memang tidak dilarang oleh konstitusi, tapi tidak serta merta peserta aksi bisa menjadi seenaknya sendiri," papar Eki kepada sukabumiupdate.com.
Sementara itu, Ketua PMII Cabang Kota dan Kabupaten Sukabumi, Isep Ucu Agustina turut memanjatkan doa khusus untuk mendiang Ipda Erwin Yudha Wildani. "Ini adalah musibah yang kita semua tidak ketahui, dan harus di jadikan pelajaran jangan sampai kejadian hal seperti ini terulang. Kami panjatkan doa untuk almarhum," tutur Isep.
Terpisah, Ketua PMII Cabang Kabupaten Sukabumi, Khoer Affandi mengatakan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Ipda Erwin dan mendukung aparat kepolisian untuk melakukan proses penyelidikan yang adil dan bijaksana.
"Semoga kejadian ini tidak terulang kembali dimanapun, dan kami harap kejadian ini tidak membuat hubungan antara organ kemahasiswaan dengan aparat kepolisian menjadi renggang," ungkap Khoer.
BACA JUGA: Beres Pemilu 2019, Organisasi Ekstra Kampus Mulai Bahas Pilkada 2020
Selanjutnya, Ketua Umum PC IMM Sukabumi Rajib Rivaldi menuturkan, proses hukum terhadap oknum yang melempar bahan bakar harus diproses. Namun, ia menyebut mahasiswa tidak bisa disalahkan, karena itu hanya oknum.
"Mungkin tidak sengaja, dan kita sebagai organisasi gerakan tetap jika keadilan tidak ditegakan kita akan terus turun untuk menyampaikan aspirasi. Gerakan mengungkapkan pendapat di muka umum tidak boleh dilunturkan hanya karena kejadian ini. Namun kita harus mengikuti sesuai dengan aturan dan menjaga supaya bisa tidak ada hambatan dalam melakukan aksi di jalan untuk mengeluarkan aspirasi masyarakat," ucap Rajib.
BACA JUGA: Kota Sukabumi Berusia 105 Tahun, Apa Harapan Organisasi Mahasiswa?
Terakhir, Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Daerah Sukabumi Umar Sumardi mengatakan, peristiwa di Cianjur harus dijadikan bahan evuasi kedua belah pihak, baik dari unsur mahasiswa maupun pihak kepolisian.
"Tentu kita sangat berduka. Namun, kejadian di Cianjur pun harus dilihat secara utuh, yang artinya kedua belah pihak harus melakukan evaluasi. Pihak mahasiswa harus mengevaluasi manajemen aksi, dan pihak kepolisian pun harus mengevaluasi pola pengamanan yang diterapkan dalam mengawal berjalannya aksi," pungkas Umar.