SUKABUMIUPDATE.com - Nasib nahas menimpa remaja asal Parakansalak, Daffa Ardyana Ekaputra (14 tahun). Siswa kelas IX SMPN 1 Parakansalak ini, harus menjalani perawatan intensif di RSUD Syamsudin SH, akibat luka parah dibagian kepala.
Daffa menjadi korban kecelakaan saat mengendarai motor di Kampung Nangewer, Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (18/7/2019). Kecelakaan yang terjadi pukul 14.20 WIB ini akibat korban panik diacungi celurit oleh pelajar dari sekolah lain. Karena panik, motor yang dikemudikan korban oleng hilang kendali sehingga membentur tembok sedangkan pelajar yang mengacungkan celurit melarikan diri.
BACA JUGA: Diacungi Celurit, Siswa SMPN 1 Parakansalak Sukabumi Tabrak Tembok
Saat itu Daffa mengendarai sepeda motor Mio F 4204 QY membonceng dua temannya Wiraga (14 tahun) dan Andika (14 tahun).
Namun berbeda dengan keterangan polisi, Daffa mengaku saat itu dalam perjalanan dari Pakuwon menuju SMPN 1 Parakansalak. Sedangkan keterangan polisi menyebut Daffa bersama kedua temannya ini menuju arah Pakuwon.
"Hari Kamis itu saya dari rumah teman di Pakuwon mau ke sekolah lagi karena masih ada acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), kebetulan saya adalah pengurus OSIS," ungkap Daffa kepada sukabumiupdate.com, Jumat (19/7/2019).
BACA JUGA: Siswa SMPN 1 Bojonggenteng Sukabumi Dibacok Cerulit oleh Pelajar Sekolah Lain
Ketika dalam perjalanan dari Pakuwon menuju ke SMPN 1 Parakansalak, Daffa berpapasan dengan tiga pelajar dari sekolah lain mengendarai satu sepeda motor. Dimana salah seorang pelajar yang duduk di tengah langsung mengacungkan celurit ke arah Daffa.
"Saya mencoba menghindar dengan melepaskan stang motor, sehingga motor oleng dan langsung jatuh, saya gak tahu terkena bacok atau tidak karena langsung tidak terlalu sadar dan bercucuran darah. Saya juga tidak memakai helm," tambah Daffa.
BACA JUGA: Bawa Celurit, Siswa SMP Tawuran di Cibadak Sukabumi
Daffa mengaku bahwa sekolahnya yaitu SMPN 1 Parakansalak memang memiliki riwayat permusuhan dengan sekolah dari pelajar yang mengacungkan cerulit tersebut. Tapi secara pribadi, Daffa mengaku tidak pernah ikut-ikutan dan tidak memiliki musuh dengan siapapun.
Sementara itu, ayah Daffa, Rindayana (41 tahun), meminta polisi mengusut tuntas peristiwa tersebut karena peristiwa penyerangan pelajar bukan hanya sekali terjadi.
BACA JUGA: Kena Bacok, Siswa SMPN 3 Cibadak Sukabumi Dapat 18 Jahitan
"Walaupun memang Daffa terbukti tidak terkena bacok oleh pelajar tersebut, tapi kan tetap mereka sudah mengacungkan celurit sehingga anak saya berusaha menghindar dan akhinya jatuh," tambah Rindayana.
Rindayana yakin kalau anaknya tidak memiliki musuh sebab dikenal baik.
"Daffa Alhamdulillah anak yang sholeh, baik, dan jarang main ke luar rumah," pungkas Rindayana.