SUKABUMIUPDATE.com - Ryan Rasyidi (21 Tahun) warga Kampung Pamatutan RT 18/07, Desa Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, masih menunggu operasi pengangkatan proyektil senapan angin yang masih bersarang di tubuhnya.
Ryan menjadi korban penembakan saat mengantarkan istrinya belanja baju lebaran di Jalan Suryakencana, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (25/5/2019) lalu.
BACA JUGA: Tak Murah, Ini Biaya Pengangkatan Proyektil Korban Penembakan di Cibadak
Ryan hingga kini masih berada di rumahnya dan menunggu operasi pengangkatan proyektil yang akan dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
"Rencananya akan berangkat ke RSHS Senin (17/6/2019) namun sebelumnya akan ke RSUD Sekarwangi Cibadak untuk meminta rujukan," ujar Ryan kepada sukabumiupdate.com, Minggu (16/6/2019).
BACA JUGA: Proyektil Peluru Masih Bersarang, Korban Penembakan Cibadak Gagal Operasi
Ryan beserta keluarga sudah berupaya mengangkat proyektil. Bahkan belum lama ini Ryan sudah masuk ke RS Kartika Cibadak dengan memanfaatkan layanan KIS untuk operasi. Akan tetapi, saat akan dilakukannya tindakan operasi, proyektil tak dapat dijangkau oleh alat yang dimiliki RS Kartika Cibadak. Sehingga tetap operasi harus dilakukan di RSHS Bandung.
Ryan mengaku meskipun proyektil ada di dalam tubuhnya namun keadaanya baik-baik saja. "Sama seperti kemarin masih baik-baik saja. Asalkan tidak melakukan aktivitas yang berat-berat," kata Ryan.
Sementara itu, Ibu Ryan, Apong Farida (44 Tahun) menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kecamatan Bojonggenteng, Puskemas dan Pemdes Bojonggenteng karena telah membantu Rian. Disamping itu, keluarga berharap polisi menuntaskan kasus penembakan tersebut.
"Harapannya cepat-cepat dicari pelakunya, jangan disepelekan. Ini kan menyangkut nyawa orang lain," ujar Farida.
BACA JUGA: Pasca Penembakan, Aktivitas Pertokoan di Jalan Suryakencana Cibadak Normal Seperti Biasa
Terpisah, Kepala Desa Bojonggenteng Dedy Sudirman mengatakan Ryan dibawa ke RS Kartika Cibadak atas pemintaan keluarga dengan pertimbangan dekat sehingga tak ada beban biaya tunggu.
"(Ryan) sudah puasa, sudah dibius dan sudah dirontgen dulu. Dan pada saat akan tindakan, proyektil itu tidak terjangkau oleh alat medis yang ada di (RS) Kartika (Cibadak). Jadi alat itu hanya ada di rumah sakit besar seperti RSHS Bandung," ujar Dedi.
Karena keterbatasan alat medis, dengan demikian operasi tetap harus dilakukan di RSHS Bandung.
BACA JUGA: Korban Penembakan di Toko Pakaian Cibadak Sukabumi Dirujuk ke RSHS Bandung
Pemdes Bojonggentang, Kata Dedy, terus berusaha membantu korban. Pemdes membantu tak sebatas mengurus KIS saja, namun memikirkan biaya untuk keluarga ketika menunggu pasien saat berada di RSHS Bandung nanti. Maka dari itu, Pemdes berupaya mencari bantuan untuk Ryan kepada pemerintah.
"Kita lobi-lobi Pak Camat, Pak Camat nyambung mungkin ke petinggi-petinggi di Pemda, akhirnya ada satu rekomendasi secara lisan, oke kita bantu untuk pembiayaan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) yang akan mengcover biaya operasi. Untuk biaya hidup keluarga pasien selama pasien dalam penanganan di Rumah Sakit itu dimintai bantuan Bansos dari Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD), berdasarkan persetujuan Kepala DPKAD. (Tapi) tetap rekomendasi itu harus dari Dinsos," jelasnya.