SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa warga mengaku masih trauma atas pasca pergerakan tanah di Kampung Gunung Batu Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Mereka memilih untuk mengontrak rumah di kampung yang berbeda daripada tinggal di posko pengungsian, akibat trauma yang masih mereka rasakan.
BACA JUGA: Update Data, 354 Jiwa Mengungsi dari Lokasi Pergerakan Tanah Kertaangsana Sukabumi
Nunung (44 tahun), warga Kampung Gunung Batu RT 03/09 Desa Kertaangsana, memilih untuk mengontrak rumah di Kampung Rancaoray RT 02/01 Desa Kertaangsana dengan biaya Rp 250.000 per bulan.
"Saya masih suka trauma kalau tinggal di posko itu, masih suka kebayang pas kejadiannya, tapi bantuan logistik mah masih terpenuhi karena di kirim dari posko," kata Nunung kepada sukabumiupdate.com, pada Kamis, (2/5/2019).
Selain Nunung, ada Rini (39 tahun), yang juga warga Kampung Gunung Batu RT 003/009 Desa Kertaangsana yang memilih mengontrak di Kampung Rancaoray. Namun, Rini memilih mengontrak karena merasa tidak nyaman tinggal di posko pengungsian.
"Kalau tinggal di posko itu suka masuk angin dan juga tidak nyaman, jadi lebih baik saya ngontrak aja," ungkap Rini.
BACA JUGA: BPBD Minta Ada Petugas Dishub di Area Pergerakan Tanah Kertaangsana Sukabumi
Berkaitan dengan hal tersebut, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman membenarkan, ada beberapa pengungsi yang memang tidak tinggal di posko pengungsian yang telah disediakan, serta memilih untuk mengontrak atau tinggal di rumah sanak saudaranya.
"Untuk data pengungsi yang tinggal di posko dan yang tidak, belum bisa kita sampaikan karena masih dalam proses pendataan. Tapi yang jelas kita terus memastikan kebutuhan logistik mereka terus tercukupi dan kesehatannya terjaga," pungkas Eka.