SUKABUMIUPDATE.com - Rumah warga dan jalan perkampungan di Kampung Gunung Karang, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi terendam lumpur. Banjir lumpur disebabkan cut and fill pembangunan perumahaan Selenia Cibadak Regency (SCR).
Informasi yang dihimpun, lumpur mulai menggenang pada Rabu (3/4/2019) sekitar pukul 17.00 WIB. Warga akhirnya protes lantaran material lumpur yang menutupi badan jalan tidak langsung ditangani pengembang.
BACA JUGA: Longsor, Tebing Perumahan Tapos Asri Cidahu Tutup Irigasi Tiga Kecamatan di Sukabumi
Kepala Desa Warnajati, Hilmi Berhikmat mengatakan, banjir lumpur tersebut terjadi karena tersumbatnya air hujan dari proyek pembangunan pemotongan lahan atau Cut and Fill.
"Harusnya air itu mengalir ke saluran air, namun terhambat dengan adanya cut and fill," kata Hilmi kepada sukabumiupdate.com, Kamis (4/4/2019).
Jalan perkampungan Gunung Karang, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi terendam lumpur akibat cur and fill pembangunan perumahaan Selenia Cibadak Regency (SCR). | Sumber Foto: Ruslan AG
Hilmi mengatakan, jika saluran air tidak segera diperbaiki, maka banjir lumpur akan kembali terjadi saat turun hujan deras. Ia mengaku sudah meminta pihak developer atau pengembang untuk segera membersihkan material lumpur di badan jalan. Pasalnya, jalan tersebut banyak dilalui oleh warga.
BACA JUGA: Pengembang Perumahan Kabur, Pemkab Sukabumi Pastikan Sapras Ditangani Disperkimsih
"Bahkan tidak hanya itu, Kami pun sudah meminta kepada pihak kecamatan melalui Satpol PP untuk mengecek kelengkapan izin kegiatan tersebut. Kalaupun SPPL dari DLH sudah ada, harusnya dalam pelaksanaan tidak menimbulkan permasalahan seperti ini," jelas Hilmi.
Sementara itu, Wakil Ketua BPD Warnajati, Ade Sutisna meminta Pemkab Sukabumi agar segera turun ke lokasi untuk memastikan kegiatan tersebut, apakah telah mendapatkan izin atau belum.
BACA JUGA: Pemkab Sukabumi Bakal Bentuk Pokja Tata Perumahan dan Kawasan Pemukiman
"Kalau izinnya sudah ada, tolong dievaluasi apakah saran dan rekomendasi teknis dari DLH-nya diikuti? Apakah dilaksanakan atau tidak? Kalaupun dilaksanakan kenapa banjir lumpur bisa terjadi," kesal Ade.
Pantauan sukabumiupdate.com di lokasi, belum ada pendangkalan atau pengerukan lumpur serta pengerjaan perbaikan saluran air oleh pihak pengembang SCR. Yang terlihat hanya beberapa warga yang melakukan pengerukan dengan menggunakan cangkul.