SUKABUMIUPDATE.com - Siswa SMPN 1 Bojonggenteng jadi korban pembacokan di Jalan Pasirangin - Bojonggenteng tepatnya di Kampung Pasirangin RT 27/09, Desa Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Senin (1/4/2019) sekitar puku 14.00 WIB. Pelakunya merupakan pelajar sekolah lain.
Wakil Kepala SMPN 1 Bojonggenteng Jatnika Saputra, mengatakan, korban bernama Yogi (14 Tahun) yang merupakan siswa kelas VIII itu mengalami luka di pinggang akibat sabetan cerulit.
BACA JUGA: Hafiz Terbaik di SMPN 3 Cibadak Sukabumi, Prestasi Siswa Korban Pembacokan
Menurut Jatnika, kejadian yang dialami siswanya itu pada waktu pulang sekolah. Ketika itu, korban mengendarai motor menuju arah Cimuncang lewat Palasari lalu ditengah perjalanan ada dua motor mengejarnya. Satu motor dikendarai seorang sedangkan satu motor lagi dikendarai dua orang. Salah seorang yang berada dimotor itu memepet korban dan melayangkan cerulit ke tubuh korban. Korban pun terjatuh ke saluran air pinggir jalan.
Pelaku pembacokan diketahui sudah menunggu di depan kantor Kecamatan Bojonggenteng.
"Siswa kami mengalami luka pinggang sebelah kanan kurang lebih ada 5-6 sentimeter tapi kedalaman lumayan. Pas saya lihat kesana sudah ditutup hansaplast. Tapi rencana sama orangtuanya mau dijahit ke dokter, karena terjatuh dari motor dan terbentur tembok saluran air hingga tulang dengkul kaki kanan mengalami keseleo," ujar Jatnika.
Korban di bawa pulang oleh orang tuanya ke Kampung Cijulang Desa Berekah dan kejadian ini sudah dilaporkan kepada polisi. Selain luka, korban pembacokan juga mengalami trauma akibat kejadian ini. "Korban belum bisa ditanya karena masih dalam kondisi sakit dan trauma juga," imbuhnya.
BACA JUGA: Kena Bacok, Siswa SMPN 3 Cibadak Sukabumi Dapat 18 Jahitan
Jatnika berharap, pihak kepolisian melakukan pertemuan sekolah-sekolah untuk mengatasi kenakalan anak seperti ini. Hasil dari pertemuan itu dituangkan dalam sebuah kesepakatan atau MoU. Sebab aksi brutal pelajar hingga menyebabkan jatuhnya korban sering kali terjadi.
"Karena siswa kami sering mengalami hal serupa pada saat pulang sekolah dan mereka yang menjadi korban selama ini anaknya baik-baik," tukasnya.