SUKABUMIUPDATE.com - Pura Giri Wira Dharma Secapa Polri Sukabumi menjadi salah satu tempat pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru 1941 Saka. Sebanyak 105 umat Hindu khususnya para siswa Setukpa Lemdikpol Mabes Polri dengan penuh khidmat melaksanakan seluruh rangkaian upacara Hari Raya Nyepi.
Pemangku (Pemimpin Persembahyangan) Pura Giri Wira Dharma Secapa Polri, I Made Gunawan, menjelaskan, sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang biasanya dilakukan umat Hindu, yakni seperti Upacara Melasti, Mekiyis dan Melis, Upacara menghaturkan bhakti atau pemujaan, Upacara Tawur Agung atau Mecaru.
"Beberapa upacara tersebut sudah kita lakukan pada hari Rabu (6/3/2019) kemarin sore sampai malam," ujar Gunawan, Kamis (7/3/2019).
Lalu ada perayaan besar yang dilaksanakan pada hari Kamis (7/3/2019) atau pada saat Tahun Baru 1941 Saka, di antaranya yakni Nyepi atau Sipeng dan Ngembak Geni.
BACA JUGA: Berkunjung ke Pura Giri Wira Dharma Lemdikpol Sukabumi di Hari Raya Nyepi
"Seluruh rangkaian Nyepi merupakan sebuah dialog spiritual yang dilakukan oleh umat Hindu agar kehidupan ini selalu seimbang dan harmonis serta sejahtera dan damai," ungkapnya.
Menurut Gunawan, Hari Raya Nyepi Tahun 1941 Saka kali ini mengangkat tema 'Melalui Catur Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019'.
"Tema ini diangkat dikarenakan kami berharap agar di tahun politik ini bisa berjalan dengan aman dan sukses," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada perbedaan perayaan Nyepi di Sukabumi dengan Nyepi di Bali, karena di Bali mayoritas pemeluk agama Hindu maka Bali mempunyai peraturan daerahnya yang mengatur perayaan hari raya atau kegiatan keagamaan Hindu seperti ini.
"Jadi kita yang di luar Bali, menggunakan konsep namanya Desa Kala Patra," terangnya.
Gunawan menuturkan, Desa Kala Patra berasal dari tiga kata yakni Desa artinya tempat kita berada, Kala adalah waktu saat kita berada, dan Patra adalah keadaan ataupun situasi dan kondisi di mana kita berada.
BACA JUGA: Libur Nyepi Naik 30 Persen, Wisatawan Pantai Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
"Jadi pada intinya adalah niat kita untuk sembahyang itu kuncinya. Karena di sini (Sukabumi) kita menyesuaikan dengan situasi kondisi yang ada. Kita tidak bisa di sini tiba-tiba nyuruh orang untuk sepi seperti di Bali misalnya, tidak seperti itu juga. Kita fleksibel," imbuhnya.
Ia menerangkan, tujuan utama dari Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, diantaranya untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Melalui Tahun Baru Saka 1941 ini, Gunawan mengajak seluruh warga Sukabumi agar lebih meningkatkan kerukunan kehidupan beragama untuk tujuan kehidupan yang lebih tentram, lebih maju dan lebih tenang.
"Dengan kita mengetahui perbedaan, perbedaan itu sebetulnya indah, kita perlu saling menjaga dan mengendalikan diri agar perbedaan itu tidak menjadikan masalah, justru perbedaan itu mewarnai kehidupan ini," pungkasnya.