SUKABUMIUPDATE.com - Seorang buruh serabutan, Abduloh (61 tahun) warga Kampung Babakan Pamoyanan RT 01/09, Desa Bojongsawah Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni (rutilahu) warisan orang tuanya.
Rumah berukuran 9x6 meter dan dihuni oleh 10 jiwa tersebut berdinding bilik dengan sejumlah tambalan, bagian atap rumah bocor dan berdiri di atas bantaran saluran air di kawasan Kampung Pamoyanan.
"Ya kalau hujan bocor, apalagi kalau hujannya deras," ujar Abduloh, kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (2/2/2019).
Abduloh mengaku, tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, hanya kerja serabutan saja, itu pun jika ada yang menyuruhnya. Begitu pun istrinya, Lina (55 tahun), sehingga tidak sanggup untuk memperbaiki rumahnya.
"Jangankan memperbaiki rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mengandalkan kerja serabutan," tuturnya.
Kondisi Rutilahu milik Abduloh dilihat dari dalam. (Foto: Iwan Akar).
Tidak hanya Abduloh, istri dan lima anaknya. Rumah tersebut juga dihuni oleh ayahnya dan tiga adik kandungnya. Satu diantaranya menderita sakit kejiwaan.
"Dulu adik saya Neneng Kartika (50 tahun) sempat ke Arab Saudi jadi TKW, pulang dari sana sakit sampai saat ini," lirihnya.
BACA JUGA: Pernah Ambruk, Janda Tua di Surade Sukabumi Bertahan Huni Rutilahu
Abduloh mengaku, mendapatkan bantuan dari pemerintah Program Keluarga Harapan (PKH). Namun ia merasa tidak mencukupi dengan 10 orang yang menjadi tanggung jawabnya.
"Alhamdulillah, bersyukur ada bantuan PKH. Saya berharap pemerintah atau pun relawan dapat membantu perbaiki rumah tinggalnya, minimal dinding yang sudah berlubang dimana-mana," pungkasnya.