SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa pengrusakan dan pengeroyokan rombongan band asal Sukabumi Slowly Project (SP) menyisakan trauma psikis. Baik para personil, kru dan manajemen band SP terutama para fans SP yang ikut ke acara Rockshows Gigs (Let’s Get Skankin) yang digelar di JK7 Bar Club Hotel Arion, Kemang Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Minggu (13/1/2019) lalu.
Wig (33) tahun, Manager Band SP menjelaskan, sejumlah fans SP ikut kena imbas dalam kejadian sadis tersebut. Menurut Wig, para fans yang ikut memeriahkan acara itu sudah mengalami intimidasi verbal dari sejumlah oknum suporter bola sejak acara penampilan band SP belum dimulai.
“Ada laporan banyak ke saya, para saksi fans juga sudah memberikan kesaksian ke pihak kepolisian mengenai apa yang terjadi pada mereka,” ungkap Wig kepada sukabumiupdate.com, Selasa (15/1/2019).
Ia menyebutkan, ketika pertama datang ke lokasi acara, beberapa orang melontarkan kata-kata kasar dan sebutan binatan kepada fans SP. Mereka mengklaim bahwa band SP adalah band simpatisan salah satu klub sepak bola asal Bandung, Jawa Barat, Persib Bandung.
“Sentimen dan isu rivalitas Persib dan Persija itu yang dibawa buat nyerang kita. Kita tegaskan bahwa kita bukan band simpatisan klub sepakbola manapun, kita pure musisi dari industri musik,” tegas Wig.
Lanjutnya, bahkan ada fans asal Jakarta yang mengaku simpatisan salah satu klub sepakbola melingkarkan lengan kepada pundak fans SP.
“Jadi ada anak skinhead gitu, nyamperin fans kita dan bilang lu skinhead sukabumi, gua the jek, lalu pukul. Hal semacam ini terjadi ke fans-fans lainnya yang mengalami pemukulan, dengan kata-kata awalan seperti lu viking pukul!, gue the jek pukul!, seperti itu,” kata Wig.
Yang mengerikan bahkan, ketika kejadian pengeroyokan terjadi, ia melihat jelas salah satu fans bernama Rizky (18 tahun) dikeroyok oleh tujuh hingga 10 orang, sedangkan tubuh Rizky lebih kecil dibandingkan lainnya. Belum lagi kesaksian para fans SP yang berlari keluar basement untuk menyelamatkan diri sambil dikejar-kejar puluhan orang yang membawa sejumlah alat dan senjata tajam.
BACA JUGA: Sadis, Kronologis dan Kesaksian Pengeroyokan Band Slowly Project (Sukabumi)
“Sejumlah fans yang berlari menyelamatkan diri terus dipukuli sama orang-orang itu, di beberapa titik juga orang-orang itu sudah menunggu sambil membawa semacam baseball stick dan senjata tajam lainnya,” ungkap Wig.
Wig menuturkan, dua orang dari pihak mereka yang menjalani pemeriksaan visum di rumah sakit Kemang Medical Care, Jakarta Selatan. Yakni ada Dikri (28 tahun), salah satu kru band SP yang mendapatkan luka di kepala akibat pecahan botol hingga harus mendapatkan 10 jahitan. Lalu ada Rizky (18 tahun), salah saru fans SP yang mendapatkan serangan ke wajah dan lututnya, bahkan ia dikeroyok oleh tujuh hingga 10 orang.
“Untuk yang mengalami luka, dari enam personil band ada Lutfi dan Ryan yang mengalami luka, lalu di tim kru ada Dikri, dan untuk fans, semua mengalami pemukulan dan penganiayaan,” pungkasnya.