SUKABUMIUPDATE.com – Nasib 23 anak yang selamat dari bencana longsor di Kampung Garehong Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah dalam masa pemulihan pasca tanggap darurat. Dari 23 anak, 10 diantaranya saat ini berstatus yatim piatu, kehilangan kedua orang tuanya yang tewas tertimbun longsor yang menimbun Kampung Garehong Cimapag, 31 Desember 2018 Silam.
“Insya Allah kami bersama Pemerintah Kabupaten Sukabumi tidak akan tinggal diam. Anak-anak itu butuh panganan khusus. Nanti kita berkodinasi dengan dinas terkait,” jelas Ketua P2TP2A, (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten Sukabumi, Yani Marwan Hamami, Selasa (9/1/2019) disela kunjungan ke balita gizi buruk di RSUD Sekarwangi Cibadak.
Kepada sukabumiupdate.com, Yani menambahkan saat ini pemerintah fokus untuk segera menghilangkan trauma anak anak korban bencana Cisolok. Masa pemulihan harus menjadi fokus utama agar anak-anak tersebut bisa kembali dengan keciaraan mereka walaupun menghapus duka kehilangan orang tua, keluarga dan tempat tinggal bukanlah hal yang mudah.
“Proses trauma healing ini harus terus menerus dilakukan. Bahkan dalam waktu dekat kami akan kesana membawa tim untuk memperkuat program trauma healing yang selama ini sudah dilakukan oleh tim dan relawan di lokasi bencana,” lanjut Yani.
Khusus untuk anak anak yang kehilangan orang tuanya, Yani mengaku perlu perlakuan khusus. Butuh pendampingan melekat untuk memastikan kebutuhan anak anak ini tercukupi di keluarga baru mereka.
BACA JUGA: 23 Anak Selamat Dari Longsor Cisolok 10 Diantaranya Kehilangan Orang Tua, Nasibnya Kini?
“Sebenarnya keluarga baru ini masih kerabat dekat mereka. Dan saya yakin sistem kekerabatan desa adat akan banyak membantu proses dukungan kepada anak-anak korban longsor ini jalanan dengan baik. Anak-anak yang yatim piatu saat ini tinggal bersama keluarga terdekat mereka,” pungkasnya.