SUKABUMIUPDATE.com - Sempat viral, sebuah postingan di akun media sosial Facebook tentang salah satu korban bencana longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang tidak mendapat bantuan. Korban yang tengah mendapat perawatan di rumah sakit itu diwawancarai oleh seorang warganet dengan akun dengan inisial RRD.
"Bantuan logistik begitu buanyaknya, tapi fakta di lapangan ada sebagian korban menangis belum terima bantuan... #cekricek," tulis RRD dalam postingan tersebut.
Informasi yang dihimpun, postingan diunggah pada Minggu (6/1/2019). Namun beberapa jam kemudian, hingga Minggu malam, postingan tersebut nampak sudah dihapus.
Saat dikonfirmasi, Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman langsung membantah tudingan tersebut. Ia langsung mengklarifikasi kepada para ketua RT dan tokoh masyarakat setempat untuk memastikan apakah benar ada warga korban bencana yang tidak dapat bantuan. Ia pun memastikan bahwa kabar tersebut adalah hoaks.
"Silahkan dikoreksi, berikan kami masukan agar BPBD akan lebih baik. Saya secara pribadi selalu ada di lokasi evakuasi. Masalah logistik ada seksi lain yang mengelola. Kalau memang ada saya minta maaf. Bencana ini menimbulkan kepanikan dan kekeliruan," tegas Eka.
Ia memaparkan, data sasaran yang diterima BPBD diketahui desa dan kadus setempat. Jika berkaitan dengan korban yang ada di rumah sakit, juga sudah ditangani dan biaya perawatan dibiayai oleh pemerintah daerah.
BACA JUGA: Dua Sekolah di Cisolok Sukabumi Dipakai Tanggap Darurat Bencana, Siswa Belajar di Rumah
"Kalau korban di rumah sakit tanggung jawab rumah sakit. Kalau sudah di pengungsian atau kembali ke keluarga, tanggung jawab kami. Bantuan semuanya sudah diberikan kepada para korban," lanjutnya.
Untuk memastikan, Eka juga memperlihatkan video berdurasi 5.02 menit. Di dalam video tersebut nampak Ketua RT setempat dan beberapa tokoh masyarakat, disaksikan aparat TNI membantah tudingan soal adanya korban yang tidak mendapat bantuan. Para Ketua RT itu bahkan mengaku sudah mengontrol seluruh warganya yang menjadi korban longsor. Warga yang dirawat di rumah sakit juga sudah bisa kembali pulang dan ikut mendapatkan bantuan.
"Artinya ini ada dua saksi Ketua RT. RT 05, tempat terjadinya bencana dan RT 04 yang bertetangga. Banyak korban yang mengungsi ke RT 04. Ini adalah saksi nyata. Jadi, kabar soal ada korban yang tidak dapat bantuan itu hoaks," tandas Eka.