SUKABUMIUPDATE.com - Kendati sudah mengetahui soal imbauan dari pemerintah untuk tidak meniup terompet pada saat pergantian tahun baru, namun bagi Babas (55 Tahun) hal itu tak mengalanginya untuk mencari nafkah dengan tetap berjualan terompet karena tuntutan kebutuhan ekonomi.
Babas sehari-hari adalah pedagang bubur ayam keliling di kampungnya di daerah Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Lalu setahun sekali dia mencoba peruntungan dengan menjual terompet.
BACA JUGA: Malam Tahun Baru, Bupati Sukabumi Imbau Warga Tak Tiup Terompet
"Saya sudah tahu kalau ada imbauan dari pemerintah untuk tidak meniup terompet di malam tahun baru," ujar Babas, kepada sukabumiupdate.com, Senin (31/12/2018).
Dia berdagang dimulai dari daerah Nagrak berjalan hingga daerah Cicurug. Terompet yang dijual bukan miliknya tapi diambil dari bosnya.
Dari usahnya itu da hanya mengantongi keuntungan Rp 5 ribu perterompet. Maka dari itu dia berharap jualanya laris. Satu terompet Rp 15 hingga Rp 20 ribu. Namun hingga Senin sore menjelang malam pergantian tahun baru, terompetnya masih menumpuk banyak.
BACA JUGA: Mengadu Peruntungan Jualan Terompet di Sukabumi, Sarmun: Baru Terjual Dua Buah
"Belum ada yang beli, mungkin karena hujan," imbuhnya.
Sebagai pedagang musiman, ia berharap terompet tahun tahun baru yang dijualnya laku hingga habis dan pulang dengan membawa uang untuk keluarganya.