SUKABUMIUPDATE.com - Udeng Sudirman (45 tahun), warga Limus Nunggal, RT 02/01, Kelurahan Cibereum, Kecamatan Cibereum, Kota Sukabumi, menjadi saksi hidup ketika tsunami menerjang Selat Sunda pada hari Sabtu (22/12/18) lalu.
Udeng merupakan karyawan PLN Asmen Fasilitas Dan Umum Kantor Induk Unit Induk Transmisi (UIT) PLN Depok yang membawahi PLN di sekitaran Cilegon Banten. Pada saat itu, ia beserta rombongan dari kantor PLN depok sedang mengadakan acara familly gathering yang yang berlokasi di Pantai Tanjung Lesung, Banten.
Acara itu dihadiri seluruh karyawan dan pejabat PLN Depok dan salah satu pengisi acaranya merupakan band Seventeen yang juga beberapa anggota band dan krunya menjadi korban dalam bencana Tsunami tersebut.
"Saya bagian dari panitia, yang lainnya ikut menghadiri hiburan disana, rombongan saya ada kurang lebih 200 orang karyawan PLN Depok," terang Udeng kepada wartawan di rumahnya, Rabu (26/12/18).
Pada saat kejadian, posisi Udeng sedang di pinggir panggung, menurutnya malam itu air laut begitu tenang, bulan terlihat sangat terang dan terlihat percikan lava Anak Gunung Krakatau dari kejauhan tempat ia berdiri.
"Waktu itu sekira pukul 21.00 WIB, band Seventeen baru membawakan dua lagu dan gak ada tanda apapun tiba-tiba air gede sudah menerjang dan menghantam masuk ke kawasan panggung dan kerumunan orang banyak," terangnya.
Ia mengungkapkan, tubuhnya langsug terpental ke arah dalam daratan dan terombang ambing di atas air laut yang mulai memasuki kawasan pantai. Pada saat itu ia hanya berpegangan pada sebuah kayu sambil terbawa ke sana ke mari oleh derasnya air laut.
Dari titik awal lokasi semula di pinggir panggung itu, ia mengaku terbawa arus sejauh kurang lebih dua kilometer ke arah daratan masuk ke kawasan pemukiman warga.
"Pukul 21.30 WIB, air mulai surut, berarti saya terombang ambing itu kurang lebih selama 30 menit lamanya," paparnya.
BACA JUGA: 84 Kendaraan Diamankan Pasca Tsunami, Ada Plat Sukabumi
Udeng mengatakan, setelah air surut, seketika suasana di sekitaran kawasan tersebut senyap dan sunyi seperti kota mati. Ia pun masih belum menyangka apa yang telah terjadi adalah sebuah bencana Tsunami. Lalu, beberapa menit kemudian mulailah terdengar suara minta tolong dari sana sini.
Tak lama, terdengar suara anak kecil dari arah bawah posisi Udeng berdiri dan meminta tolong pada dirinya.
"Dia nangis ketakutan dan bilang ke saya om tolong om, bantu saya. Lalu saya bantu dan temanin dia mencari keluarganya," kata Udeng.
Tapi, pada saat itu ia baru tersadar bahwa luka yang ia alami ternyata sangat parah, ia mulai merasakan suaranya berubah, bagian kepala, tangan, dada, punggung mulai terasa sakit ditambah lagi kakinya yang semakin terasa lumpuh dan sakit.
"Saya baru sadar kalau kaki saya remuk dan patah," ungkapnya.
BACA JUGA: Hilang Kontak Tiga Hari, Warga Asal Tegalbuleud Sukabumi Selamat dari Tsunami di Banten
Sambil menemani anak tersebut akhirnya ia menemukan salah satu anggota keluarganya dan menitipkan ke orang tersebut, lalu ia melanjutkan untuk menuju Puskesmas terdekat sambil mencari rekan-rekannya juga. Di perjalanan ia menemukan ada tiga orang yang terjebak di dalam sebuah mobil dengan kondisi yang mengenaskan namun masih terlihat selamat.
"Ada ibu-ibu, dan satu anak di dalamnya, saya tidak tahu masih hidup atau sudah meninggal, saya bantu keluarkan dan saya antar mereka juga menuju Puskesmas," terangnya.
Sesampainya di Puskesmas ternyata sudah ramai dipenuhi para korban yang luka dan meninggal dunia. Ia sempat mendapatkan perawatan dari warga sekitar untuk mengobati luka-lukanya.
"Gak tau saya dimandiin air panas gitu sambil diurut dan tiba-tiba sembuh aja," ujarnya.
Setelah dari Puskesmas, ia pun diantarkan oleh seseorang yang tak ia kenal untuk menemui saudaranya yang berada dekat dengan lokasi tsunami di Tanjung Lesung, Banten. Sampai akhirnya ia sampai dan menemukan salah satu anggota keluarganya yang tinggal di sana dan meminta bantuan untuk menghubungi anggota keluarganya yang berada di Sukabumi.
"Pada saat itu, hanphone saya rusak gak tau kebentur apa, jadi tidak nyala, untungnya saudara saya ini punya nomor adik saya yang di Sukabumi. Tersambung dan saya minta ke adik saya untuk dijemput ke sini tapi jangan memberi tahu istri saya dulu takutnya dia panik dan gimana," tuturnya.
BACA JUGA: Pasca Tsunami, Warga Tegalbuleud Sukabumi Hilang Kontak dengan Keluarga di Banten
Pasca kejadian Sabtu malam hari (22/12/18) hingga hari Minggu (23/12/18) siang hari, Udeng bertahan di rumah saudaranya yang berada di Tanjung Lesung. Sekira pukul 13.00 WIB adiknya yang dari Sukabumi tiba menjemputnya lalu membawa Udeng kembali ke Sukabumi.
Tiba di Sukabumi sekira pukul 18.00 WIB, Udeng dibawa ke Rumah Sakit Kartika Kasih di Jalan Jendral Ahmad Yani, Nyomplong, Kota Sukabumi.
Di rumah sakit tersebut Udeng mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut dan langsung pulang.
Ia mengaku belum mendapatkan kabar detail tentang nasib rekan-rekannya yang menjadi korban Tsunami itu. Namun, semenjak tiba di rumah dan beristirahat, ia terus memantau perkembangan nasib rekan-rekan lainnya yang mungkin masih terjebak di Tanjung Lesung, Banten.
"Alhamdulillah saya selamat, meskipun badan saya hancur, waktu itu saya sudah pasrah dan ikhlas juga kalau misalkan hari itu ajal menjemput saya, Saya masih terus mengkhawatirkan kabar kondisi rekan-rekan saya lainnya, semoga pada selamat dan sehat wal afiat," pungkasnya.