SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengaku sudah menangani Sintia Bella, bocah berusia delapan tahun pengidap penyakit Cerebral Palcy asal Kampung Kubang RT 04/16, Kelurahan Lembursitu, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, sejak tahun 2017 lalu.
Kepala Dinkes Kota Sukabumi, dr Ritanenny Edlien Silyena Mirah menyebut, pihaknya melalui puskesmas di Kota Sukabumi sudah memiliki catatan kasus-kasus penyakit yang diderita warga Kota Sukabumi termasuk Sintia Bella.
"Ini kan kasus lama akibat adanya infeksi otak," kata Ritanenny kepada sukabumiupdate.com, di ruang kerjanya, Selasa (27/11/2018) siang.
Ritanenny menjelaskan, secara medis Cerebral Palsy yang dialami Sintia Bella sudah masuk sequeleae atau keadaan akhir. Kondisi tersebut merupakan dampak dari berbagai penyakit kronis yang mengakibatkan infeksi otak. Kondisi tersebut, juga efek dari perkembangan pada masa kecil. Meski demikian, lanjut Ritanenny, masih banyak hal yang bisa menjadi penyebab infeksi otak.
"Kita di dunia kesehatan ini ada tata laksana. Jadi kalau ditanya apakah ada harapan sembuh, kita tidak bisa memberikan harapan tersebut. Makannya disini ada perawatan. Karena disini dia pasti ada ketergantungan terhadap orang lain. Itulah pentingnya imunisasi, atau tata laksana pelayanan kesehatan lainnya," ujarnya.
Ritanenny menyebut, kasus semacam ini yang menjadi alasan Dinkes Kota Sukabumi gencar melakukan upaya promotif dan preventif. Agar kasus serupa tak terulang kembali. Upaya yang dilakukan melalui sosialisasi, penyuluhan atau pembekalan kepada ibu hamil, sampai kepada ibu yang baru melahirkan.
BACA JUGA: Sintia Bella, Penderita Cerebral Palcy di Lembursitu Sukabumi Menanti Uluran Tangan
"Karena kalau kondisinya sudah terinfeksi seperti itu, pasti ada ketergantungan. Ini sebenarnya masalah sosial. Karena kasus seperti ini biasanya dialami keluarga yang tidak mampu. Kita perlu beberapa sektor, bukan hanya Dinas Kesehatan. Karena kondisinya ada di keluarga tidak mampu, ini jadi beban. Nah, kalau sudah bebannya seperti ini, sebenarnya ikut juga terbebani pemerintah. Ini jadi catatan juga buat Dinas Sosial," ujarnya.
Agar tak kembali muncul kasus seperti Sintia Bella, untuk aspek pelayanan kesehatan, pihaknya sudah memiliki program Home Care, besutan Kota Sukabumi dan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK), yang merupakan program nasional besutan Pemerintah Pusat.
"PISPK sendiri di Kota Sukabumi sudah ada penanggung jawab. Melalui program ini, kita lakukan pendataan, memotret kondisi kesehatan masyarakat. Alhamdulillah kita terbaik se-Jawa Barat. Nah, untuk kasus ini bisa juga dia kontrol jalan di rumah sakit. Intervensi kita itu bagaimana cara merawat dia. Bisa juga mendapat perawatan fisioterapi," tandasnya