SUKABUMIUPDATE.com - Upacara Adat Syukur Bumi di Kasepuhan Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu agenda pembuka Ciletuh Geopark Festival ke 4 2018. Seremoni upacara adat dipimpin sesepuh Kasepuhan Sinar Resmi, Abah Asep Nugraha.
Upacara adat tersebut terdiri dari dua rangkaian kegiatan yakni Ngahuripan, dan Ngamin Do'a. Upacara adat dihadiri masyarakat setempat, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Dana Budiman, serta pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Prosesi Ngahuripan dilakukan sebagai pengingat akan kehidupan yang harus seimbang. Dalam kegiatan ini dilakukan penyerahan seekor ayam oleh salah seorang warga adat kepada Abah Asep Nugraha.
BACA JUGA: Saat Gadis Belanda Terpukau Budaya Gotong Royong Kampung Adat Sinar Resmi
Kemudian prosesi ngamin doa adalah acara doa bersama untuk mensyukuri nikmat Allah. Upacara adat berlangsung dari pukul 14.00 WIB sampai 16.30 WIB, diakhiri dengan makan bersama.
Abah Asep Nugraha mengatakan, upacara adat juga digelar sebagai rasa syukur telah diakuinya Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai warisan dunia.
"Ini bentuk rasa syukur kepada Allah sudah diberikan kelancaran dan waktu yang singkat karena waktu pengakuan UGG ini tidak sampai satu tahun," Abah Asep Nugraha usai upacara adat, Jumat (12/10/2018).
"Alhamdulillah rasa syukur kepada Allah, sudah dikasih kelancaran pengorbanan yang sudah selama ini dilaksanakan untuk mendapatkan pengakuan dunia. Dan sekarang sudah terlaksana," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Dana Budiman, menambahkan kegiatan tersebut adalah ungkapan rasa syukur atas predikat Unesco Global Geopark (UGG). Upacara Adat Syukur Bumi merupakan salah satu rangkaian dari seluruh CGF.
"Langkah awal ditetapkan UGG di Kampung Adat Sinaresmi ini, dan bukti rasa syukur kita adakan kegiatan ini," ujar Dana.
BACA JUGA: Seren Taun, Cara Kasepuhan Sinar Resmi Syukuri Hasil Tani
Menurutnya kegiatan Festival Geopark kali ini berbeda dari sebelumny. Lebih komplit dengan tiga komponen utama yakni keanekaragaman biologi, hayati dan budaya sebagai geopark.
"Tahun ini itu semua dirangkai dimulai dengan disini keanekaragaman budaya. Kita melihat ini nilainya luar biasa, dengan adanya kearifan lokal di kawasan Sirnaresmi terutama yang berkaitan dengan adanya konservasi padi," pungkasnya.
Rasa syukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada umat manusia, dengan dilanjutkan dengan makan bersama.