SUKABUMIUPDATE.com - Ribuan guru honorer dari 34 kecamatan se-Kabupaten Sukabumi hadir dalam silaturahmi akbar di Gelanggang Cisaat Kabupaten Sukabumi, Rabu 19 September 2018. Merasa dikecewakan, para honorer berencana memperpanjang aksi mogok mengajar yang sebelumnya direncanakan hanya selama satu minggu.
Kekecewaan memuncak setelah massa mendapati Bupati maupun Wakil Bupati Sukabumi yang diharapkan datang menemui guru honorer, tak nampak batang hidungnya. Yang diutus dari Pemkab Sukabumi mewakili Bupati adalah Asda I Asep Abdul Wasith. Hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi Maman Abdurahman, serta beberapa pimpinan SKPD terkait.
Koordinator aksi, Kris Dwi Purnomo mengaku sangat kecewa atas ketidakhadiran Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi. Meski demikian, setelah ia dan perwakilan guru honorer lainnya berdialog bersama para pejabat Pemkab Sukabumi, tuntutan untuk pemerintah daerah tetap berlaku.
BACA JUGA: Pemkab Sukabumi Buka Lowongan ASN untuk 147 Honorer, Simak Formasinya
Pihaknya tetap mendesak Pemkab Sukabumi segera mengeluarkan SK untuk para tenaga pendidik honorer di Kabupaten Sukabumi.
"Ini tuntutan untuk daerah saja. Untuk tuntutan kepada pemerintah pusat sedang diupayakan. Sebelum tuntutan kami terpenuhi, kami akan terus melakukan aksi mogok mengajar," tegas Kris kepada sukabumiupdate.com, usai dialog.
BACA JUGA: Isak Tangis Warnai Istighosah Guru Honorer di Gelanggang Cisaat Sukabumi
Rencananya, masih kata Kris, hari Selasa mendatang (25 September,red), Ia bersama beberapa perwakilan guru honorer akan datang ke Pendopo Sukabumi untuk bertemu langsung dengan Bupati Sukabumi. Hingga menemui solusi konkret untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer di Kabupaten Sukabumi, Kris menyebut, aksi mogok akan terus dilakukan. Jika tuntutan tak kunjung diindahkan, ia mengaku akan menggelar aksi massa yang lebih besar lagi.
"Aksi mogok mengajar akan tetap dilakukan di Kantor PGRI kecamatan masing-masing. Bukan kami tidak sayang kepada anak-anak didik kami, tapi kami ingin tahu apakah pemerintah juga sayang atau tidak kepada kami. Kami akan berhenti melakukan aksi mogok mengajar sampai keluar SK Bupati sebagai bentuk perlakuan yang layak untuk kami," tandas Kris.