SUKABUMIUPDATE.com - Pesan berantai terkait gempa di Sukabumi kembali menyebar melalui jejaring aplikasi perpesanan WhatsApp. Petugas berwenang memastikan pesan tersebut hoax.
Pesan berantai itu berisi informasi seakan-akan PLN sedang memasang perangkat deteksi dini gempa malam ini. Pesan juga berisi himbauan agar masyarakat segera keluar rumah jika tiba-tiba listrik mati.
"Himbauan jika tiba2 mati lampu, kemudian setelahnya ada tanda lampu kedap-kedip tiga kali. Segera SEMUA KELUAR RUMAH KARENA GEMPA, kemungkinan dengan intensitas sangat tinggi terjadi khususnya wilayah Sukabumi, Cianjur, dan Bandung Barat!!!! Tolong dishare info ini barusan disampaikan dari PLN," begitu isi pesan yang menyebar, Kamis (23/8/2018).
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKKG) Bandung, Tony Agus Wijaya, memastikan info tersebut hoax. Sebelum beredar di Sukabumi, info serupa juga pernah beredar di Nusa Tenggara Barat.
BACA JUGA: PT Gunung Salak Sukabumi Sebut Kabar Pekerjakan Buruh dari Pagi Hoax
"Itu hoax," kata Tony dikonfirmasi sukabumiupdate.com.
Tony kembali meyakinkan, sampai saat ini belum ada ilmu dan teknologi yang bisa melakukan prakiraan, kapan gempabumi akan terjadi. Yang perlu dilakukan bersama adalah melakukan langkah mitigasi lengurangan risiko gempa secara bertahap dan dimulai dari yang kecil disekitar kita.
"Misal dengan menyusun rencana jalur evakuasi saat terjadi gempa yaitu ke tempat terbuka terdekat di halaman yg aman, memeriksa kekuatan bangunan dan menata interior agar benda tidak jatuh saat gempa," kata Tony.
"Gempa adalah tetangga kita. Kita bisa hidup harmonis bersama potensi bencana tersebut, dengan melakukan langkah Mitigasi pengurangan resiko. seperti di negara lain yang memiliki ancaman bencana gempa yang lebih besar dari indonesia, tetapi negara tersebut dapat menjadi sejahtera dan maju dengan langkah Mitigasi," tambah Tony.
BACA JUGA: Hoax! Video Penampakan di Api Unggun Ciracap Sukabumi Sudah Beredar Sejak 2017
Sementara itu, Ade Kurniawati (28 tahun) warga Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi mengaku mendapatkan info serupa dari jejaring WhatsApp. Meski sudah tau jika info tersebut hoax, tetap saja cemas.
Hal senada juga disampaikan Devi Sri Lestari (17 tahun), warga Desa Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Devi mengaku resah karena mendapat info yang sama dari banyak teman.
"Aduh sampai gak bisa tidur," kata Devi.