SUKABUMIUPDATE.com - Pengobatan Samsul (30 tahun), buruh yang mengalami luka cukup parah dalam aksi unjuk rasa menuntut upah yang berujung ricuh akan dibiayai oleh Pemda dan Polres Sukabumi.
Informasi dihimpun, Samsul mengalami luka sobek di bagian kaki karena terkena tembakan selongsong peluru gas air mata saat aksi menuntut upah kepada perusahaan CV Berkah Alam Saribumi (BAS) di Kampung Bungurpandak, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Senin (28/5/2018) kemarin.
"Untuk masalah korban semuanya sudah ditangani dan diobati oleh pihak Muspida, sedangkan Samsul salah satu korban yang cukup parah hingga harus dibawa ke RSUD Syamsudin SH, Itu akan kami biayai untuk pengobatannya dan dibantu oleh kapolres sukabumi" ujar Camat Cikembar, Arif Solihin kepada sukabumiupdate.com, Selasa (29/5/2018).
Terpisah, Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi menuturkan, aksi yang berujung ricuh tersebut terjadi secara spontan karena buruh merasa dibohongi manajeman CV BAS yang sudah tiga kali menjanjikan pembayaran upah.
BACA JUGA: CV BAS Tak Bayar Upah, GMNI Sukabumi Nilai Investasi Industri Gagal Sejahterakan Masyarakat
"Kalau mereka (buruh) tidak memulai melempari anggota dengan batu mungkin kita tidak akan bertindak refresif sehingga tidak akan menimbulkan korban dari kedua belah pihak," tuturnya.
<iframe src="//www.youtube.com/embed/-MBhtXzY-Us" width="315" height="180" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>
Nasriadi mengatakan,ada beberapa buruh yang terluka dan dari kepolisian empat orang. Pasca kejadian tersebut, semua pihak bersepakat tidak akan terjadi kembali aksi seperti ini karena semuanya sudah kondusif.
BACA JUGA: Manajemen Perusahaan CV BAS Cikembar Sukabumi Terancam Berurusan dengan Hukum
"Buruh yang terkena pantulan selongsong gas air mata itu ketika di rontgen itu tidak ada pelurunya dan kita akan mamback up untuk pembiayaannya dengan Pemda," pungkasnya.
Sebelumnya, unjuk rasa yang digelar buruh CV Berkah Alam Saribumi (BAS) menjadi mencekam ketika pihak manajeman perusahaan garmen ini tak memberikan kepastian waktu pembayaran upah.
Buruh pun mendesak masuk ke dalam pabrik, namun pihak kepolisian menghadang buruh di pintu gerbang pabrik hingga terjadi kericuhan. Buruh melempari pabrik dan mencoba mendobrak barikade polisi. Pihak kepolisian sampai mengeluarkan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata.