SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono menyatakan pembangunan infrastruktur di daerah yang masuk wilayah inti Geopark Ciletuh Palabuhanratu salah satunya Desa Mandarjaya, Kecamatan Ciemas dilakukan secara bertahap. Pasalnya harus menyesuaikan dengan kemampuan anggaran.
Persoalan infrastruktur, kata Adjo, jangan lantas mengabaikan perjuangan orang lain yang sudah susah payah membangun citra baik hingga menjadi Unesco Global Geopark (UGG).
BACA JUGA: Merasa Dicuekin, Pemdes Mandrajaya Sukabumi Sebut GNCP Belum Layak Nyandang UGG
"Akses jalan dari Palabuhanratu atau Loji menuju Ciwaru atau Mandrajaya bisa lebih cepat dibandingkan dua tahun yang lalu. Nanti tiba waktunya jalan diperbaiki sampai ke zona inti Desa Mandrajaya, hindari sikap kontra produktif. Orang lain memasarkan keindahan dan kenyamanan wilayah Geopark Ciletuh, disisi lain ada yang memberikan gambaran negatif," ujar Adjo kepada sukabumiupdate.com, Rabu (23/5/2018).
Menurut Adjo, kalau Unesco membatalkan Geopark Ciletuh Palabuhanratu sebagai UGG, hal itu merupakan sebuah kerugian. Sebab dalam membangun daerah bukan hanya tugas pemerintah tapi juga pihak-pihak lainnya.
"Membangun dan mengharumkan wilayah kita merupakan tanggung jawab bersama." pungkasnya.
BACA JUGA: Pengunjung Membludak, Waskopar Minta Tolgate GNCP Difungsikan Kembali
Sebelumnya, Kepala Desa Mandrajaya, Agustina Abdul Hasanudin menilai Geopark Ciletuh Palabuhanratu belum pantas menyandang gelar UGG lantaran tidak didukung infrastruktur yang memadai.
Banyak destinasi wisata yang berada di Desa Mandrajaya, seperti Pulau Mandra, Pulau Kunti dan Batu Batik yang menjadi daya jual Geopark Ciletuh Palabuhanratu tidak didukung dengan infrastruktur dan sarana lainnya.