SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah rumah reyot berdindingkan bilik di Kampung Pasirhuni RT 03/001, Desa Cicukang, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, sekilas nampak tak berpenghuni, Sabtu(21/4/2018) siang itu.
Di pekarangan rumah genting pecah berserakan dan kepulan asap keluar dari dapur.
Seorang kakek, Usup (75 tahun) merupakan pemilik rumah tersebut. Diusia senja, Usup hidup memprihatinkan tanpa keluarga.
Selama 17 tahun, Usup tinggal sendiri setelah Istri dan tujuh anaknya pergi meninggalkannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Usup menggantungkan hidup sebagai perajin anyaman bambu.
BACA JUGA: Tawuran Bawa Gergaji, Pelajar SMK di Warungkiara Sukabumi Diamankan Polisi
"Saya mah suka nangis sendiri kalau ingat nasib saya. Saya ngerasa sebatang kara. Sama anak cucu hampir tak pernah ketemu tinggal sendiri aja gini," ungkap Usup kepada sukabumiupdate.com.
Rumah tersebut sudah tidak layak huni, dinding biliknya sudah berlubang dan atapnya bocor disana-sini. Di dinding tergantung seragam Hansip lusuh yang menjadi kebanggan Usup.
Usup merupakan seorang anggota Hansip yang ingin mengabdi kepada masyarakat di desanya. Tapi penghasilan dari Hansip tak cukup untuk hidup sehingga ditunjang dengan membuat hihid (kipas anyaman bambu) dan nyiru (tampah), harganya Rp10 hingga Rp20.
"Untuk makan sih saya biasa bikin anyaman berupa hihid sama nyiru. Ya itu pun susah lakunya tapi juga ada tetangga yang nyuruh kerja," lirih Usup.
BACA JUGA: Diduga Dukun Cabul, AR Digelandang ke Polsek Cibadak Polres Sukabumi
Usup heran hingga saat ini tidak pernah menerima jatah raskin.
"Tak tahu kenapa saya belum pernah kebagian beras raskin dari pemerintah tapi kalau jamkesda sih kalau tak salah ada," imbuh Usup.
Tak nampak barang berharga di rumah Usup apalagi barang elektronik sebab tak terpasang listrik. Di kala malam, api dari tungku saja yang jadi sumber penerangan dan menghangatkan tubuh Usup.
Tujuh anak hasil dari pernikahanya yang ke dua kalinya hampir tak pernah menemui Usup. Jangankan berkunjung, menanyakan kabarnyanya pun tak pernah.
BACA JUGA: Rumah Roboh, Pemdes Cijengkol Sukabumi Rangkul Semua Pihak untuk Membantu
Satu anak yang sering menengoknya adalah anak pertama dari istri pertamanya yang sudah meninggal.
"Hampir sebulan sekali ia datang, kalau yang lain paling lebaran saja itu pun tak lama," ungkap Usup.
Di usia senjanya ini, Usup tidak menginginkan apa-apa. Dia hanya ingin keluarganya ingat kepada Usup, kalau pun tidak hanya pasrah menunggu waktu.
"Saat ini saya hanya menikmati kesendirian saya, dan menunggu ajal menjemput saja," ujarnya.