SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi di depan gedung DPRD Kota Sukabumi. Mereka menyuarakan tolak rencana kenaikan bahan bakar minyak atau BBM subsidi. Jumat (1/9/2022)
Unjukrasa ini juga diwarnai mendorong dua kendaraan bermotor dan long march dari Jalan Perintis Kemerdekaan hingga Jalan Ir. H. Juanda. Ketua KAMMI Daerah Sukabumi Ujang Hidayatullah mengatakan ada 4 isu yang disoroti dalam demo kali ini, utamanya tentang rencana kenaikan harga BBM.
"Pertama kita menolak dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi. Menaikkan harga BBM bersubsidi bisa mengganggu konsumsi rumah tangga yang sedang dalam masa pemulihan," kata Ujang kepada awak media.
Bahkan ia menyebut, keuangan rakyat akan mengalami kontraksi dan mengganggu ekonomi nasional. Padahal kuartal II-2022 konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional dengan porsi mencapai 51,47 persen dan masih mengalami pertumbuhan pada periode April-Juni 2022.
Ujang menyampaikan, bahwa Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang memprediksi kenaikan BBM subsidi akan berdampak besar bagi harga bahan pokok. Harga bapokting akan melonjak hingga 39 persen saat harga BBM naik.
Selain mengenai penolakan kenaikan BBM subsidi (solar dan petalite), mereka juga mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga-harga bahan pokok yang saat ini naik. Contohnya seperti cabai dan telur yang menurutnya menyulitkan masyarakat kecil.
"Jangan sampai alibi-alibi politis itu disampaikan terus oleh para politisi atau para menteri khususnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Sementara di pasaran hari ini harga-harga belum terkendalikan," tuturnya.
Lebih lanjut, para mahasiswa juga mendesak pemerintah pusat untuk menunda program strategis negara (PSN) dan mengalihkan anggarannya untuk BBM subsidi.
"Terakhir isu kedaerahan kita juga meminta komitmen kepada DPRD Kota Sukabumi untuk ikut menolak terhadap apa yang kita sampaikan hari ini," ucapnya.
Aksi demonstrasi mahasiswa ini diterima oleh Ketua DPRD Kota Sukabumi Kamal Suherman melalui panggilan video Call. Sebab Kamal sedang melakukan perjalanan dinas.
"Iya setuju, saya setuju menolak kenaikan harga BBM subsidi," kata Kamal dalam video Call dengan mahasiswa.
Usai mendengarkan sikap ketua dewan, massa aksi dari KAMMI Sukabumi ini kemudian membubarkan diri.