SUKABUMIUPDATE.com - Kecamatan Ciracap, merupakan salah satu daerah di Kabupaten Sukabumi yang terkenal objek wisatanya, salah satu Pantai Ujunggenteng. Di balik keindahan wisatanya, ada banyak hal yang menarik diulas dari kecamatan ini termasuk mengenai sejarah pemerintahan tingkat kecamatannya.
Camat pertama di Kecamatan Ciracap merupakan Raden. Natadipura bin R. Intarja, sosok pria yang berasal dari daerah Cikalong, Sumedang. Sebagai bentuk penghormatan, nama R Natadipura diabadikan menjadi sebuah nama masjid di Kecamatan Ciracap.
Kamaludin (72 tahun) tokoh masyarakat Pajampangan menyatakan R. Natadipura merupakan juara seni bela diri maenpo.
Menurut cerita sesepuh, kata Ki Kamal, Natadipura menjabat Camat Ciracap sekitar 1892. Di tahun ini, Kecamatan Ciracap dimekarkan menjadi Kecamatan Waluran yang dijabat Camat bernama R. Anggadikusumah.
Kala itu Kecamatan Ciracap masih berada di wilayah Cianjur. Sehingga Natadipura juga mengemban tugas sebagai dalem atau Bupati Cianjur.
Ki Kamal menjelaskan, seorang pensiun guru di daerah Pajampangan Apih Intadipraja menyatakan pemekaran Cianjur menjadi Sukabumi terjadi di tahun 1914. "Itu dikatakan Apih Intadipraja, Sukabumi merupakan pemekaran dari Kabupaten Cianjur,” ujarnya.
Saat menjabat sebagai camat, R. Natadipura banyak berkontribusi dengan pemikirannya dan tenaganya untuk membangun Ciracap seperti membangun irigasi di Sungai Tjiradjab (Cirajab). Kemudian memperluas lahan persawahan tujuannya supaya terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.
Ketika musim kemarau sering terjadi perselisihan warga karena rebutan air. Dalam memecah persoalan, R. Natadipura akan melibatkan warga.
Demikian pula sewaktu memperluas persawahan, saat itu penanam kopi merasa keberatan lahannya dijadikan sawah. Sedangkan disisi lain, yang paling dibutuhkan saat itu adalah padi agar kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi.
Perluasan lahan persawahan yang disambut keberatan oleh penanam kopi itu terjadi di daerah yang disebut Cikalong, sekarang daerah itu bernama Cibenda, Kecamatan Ciemas.
Untuk melancarkan program perluasan lahan persawahan ini, R. Natadipura dibantu seorang tokoh Mbah Durdak yang konon nama aslinya M. Abdurakhman asal Sumedang dan tokoh lainnya mbah Suranimbang. Dengan bantuan para Jawara ini pula sehingga perluasan persawahan berhasil dibangun.
Beberapa kebijakan R. Natadipura saat menjabat camat antara lain membebaskan pajak sembelihan hewan ternak yang biasanya ditagih oleh Mantri, istilah bagi seorang petugas di kantor kecamatan. Kala itu pemerintah masih dibawa penjajah.
Ki Jamal menyatakan Camat R. Natadipura wafat pada tahun 1916. “Jadi periode menjabat sebagai camat sekitar tahun 1892 sampai 1916," jelasnya.
Dari cerita sesepuh, R. Natadipura pernah menyampaikan kalau meninggal jangan dibawa ke Cikalong, daerah asalnya. R. Natadipura ingin dimakamkan di daerah dimana dia bertugas. "Makamnya ada di TPU Cicalung Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap," kata Ki Kamal.
Mengenai keturunan R. Natadipura, Ki Kamal mengaku belum sempat menelusurinya. Sebab mengenai keturunan itu hanya tercatat pada sebuah daun lontar yang kini berada di saudara R. Natadipura di Jakarta.
Pada tahun 1995, Ki Kamal pernah diundang oleh Tatang Gunawan yang saat itu menjabat Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Ciracap.
Ki Kamal diundang untuk membaca sebuah surat yang ditulis di daun lontar itu. Tapi hal itu tidak terlaksana sebab daun lontar itu boleh dibuka pada tanggal tertentu.
"Namun tidak ada izin, alasannya harus tanggal 14 Mulud. Jadi tidak sempat terbaca lontarnya dan dibawa kembali ke Jakarta sama saudaranya,” ujarnya.
Ki Kamal menyatakan, R. Natadipura memiliki keturunan yang menikah dengan putra pengacara kondang. “Katanya ada cicitnya yang menikah sama putra pengacara, pak Adnan Buyung Nasution," terangnya.
Sebagai penghormatan masyarakat Ciracap atas pengabdian, kasih sayang serta pembangunan di wilayah tersebut. Warga pun mendirikan sebuah Masjid dengan nama R. Natadipura.
"Sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan warga Ciracap kepada R. Natadipura, maka namanya diabadikan menjadi nama sebuah Masjid yang sekarang berdiri megah di Kampung Loji, disamping Kantor Kecamatan Ciracap,” ujarnya.
Ki Kamal tidak tahu pasti siapa orang yang pertama membangun masjid tersebut. Akan tetapi dari penuturan tokoh, masjid itu menjalani renovasi yang kedua tahun 1957 kemudian tahun 1982 dan rehab yang terbaru dilakukan sekitar tahun 2010,” ujar Ki Kamal.