Sejarawan Ungkap Jasad Menak Islam Terkait Makam Kuno di Ciracap Sukabumi

Senin 25 Juli 2022, 17:04 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sejarawan Sukabumi Irman Firmansyah menanggapi hasil penelitian Niskala Institute tentang makam kuno di Situs Pemakaman Kuno Dumusgede dekat Tempat Pemakaman Umum atau TPU Dumuskadu di Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

Menurut Irman, laporan penelitian setebal 54 halaman yang dipublikasikan pada 18 Juli 2022 tersebut secara umum sudah cukup baik, meski belum ada kesimpulan yang pasti. Yang menarik bagi Ketua Yayasan Dapuran Kipahare ini adalah keberadaan nisan model kurawal yang biasanya mengacu pada nisan tipe Demak-Troloyo.

Namun, melihat waktu pembuatan dan ragamnya, Irman menyebut patut diduga nisan itu merupakan nisan model Hanyakrakusuman atau tipe Mataraman yang hadir sejak abad ke-18 hingga abad ke-20 dengan corak Islam. Ini sesuai temuan Niskala Institute bahwa tahun-tahun yang tercantum dalam nisan dan jirat diketahui pembuatannya sekitar 1901 hinga 1950.

"Meskipun corak Islam, lengkung kurawal merupakan perpaduan antara kebudayaan Hindu dan Islam. Model kurawal atau Sulur Makara sebenarnya mengadaptasi simbol makara yang meliuk di pintu/tangga candi," kata Irman yang sudah menulis beberapa buku, salah satunya "Soekaboemi the Untold Story", Senin (25/7/2022).

Dari pengelompokan huruf prasasti di Situs Pemakaman Kuno Dumusgede yakni Arab, Arab Pegon, Cacarakan, dan Latin, Irman mengatakan bisa disiratkan di pemakaman tersebut disemayamkan jasad menak dan keluarganya. Abjad Pegon adalah abjad Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa, Madura, dan Sunda.

photoBatu nisan kurawal di Situs Pemakaman Kuno Dumusgede di Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. - (Sukabumiupdate.com/Ragil Gilang)

Secara umum, menak pada masa tersebut menganut falsafah gelar Mataraman yang berbunyi Ing Alogo Sayidin Panotogomo yaitu gelar Raja Mataram Islam pertama. Pengaruh awal Mataram di Priangan masih banyak digunakan hingga beberapa abad sesudahnya, terutama oleh para menak, karena gelar tersebut melengkapi jabatan yang diembannya yaitu sebagai pemimpin masyarakat dan juga pemimpin agama.

"Tentunya ilmu umum dan agamanya pun diharuskan seimbang dan kuat. Bisa kita ketahui banyaknya kalimat Islam seperti Laailaahailallah Muhammadarasulullah atau para sahabat Usman, Ali, dan Abu Bakar di pekuburan menyiratkan kentalnya pengaruh agama Islam," ujar Irman.

Situs Pemakaman Kuno Dumusgede kemungkinan dikeramatkan. Mengingat, leluhur zaman dulu punya cara untuk melestarikan makam seorang tokoh masyarakat. Sebab itu kuburan juga disebut Karamatan, Maqoman, Astana, Pasarean, atau Jaratan. Ornamen Islam yang kental dengan doa, ayat, rasulullah, sahabat, dan lainnya menandakan penghormatan terhadap jasad leluhur. Meski raganya hancur bersatu dengan tanah, namun diyakini ruhnya masih hidup dan membersamai anak cucunya.

Irman mengatakan beberapa tulisan di batu nisan makam kuno tersebut memang kurang jelas untuk ditafsirkan. Misal, ada tulisan ISYU 1912 yang kurang lazim digunakan karena menggunakan huruf Y. Biasanya, sesuai ejaan Van Ophuijsen di masa tersebut ditulis sebagai J (meski bunyinya Y). Beberapa nama dan tahun menyiratkan nama seperti Nyai Sujiyad yang meninggal di bulan Safar tahun 1901.

Kemudian, ada nama Ali Matado yang menurut Irman dibaca Ali Murtadha yang artinya Ali yang diridhoi. Kemudian nama Rukmina yang meninggal tahun 1950 tertulis "titimangsa tilar dunya bani bin abi Rukmina".

Tulisan lain sepertinya penanda, misal tulisan Syimalan, artinya kiri dalam Bahasa arab. Karena dalam ajaran Islam, kuburan dianjurkan mengarah ke kiblat. Begitu juga peziarah diharapkan mengarah kiblat. Sehingga, di wilayah tatar Sunda dan Indonesia pada umumnya, para peziarah berada sebelah kiri kuburan.

"Yang menarik adalah ada tulisan Demang Tilar Dunya Ahad Waharsh Huwa Aa 1944 15. Demang biasanya identik dengan jabatan tinggi di suatu daerah yaitu sebagai kepala distrik atau disebut juga wedana," tutur Irman.

Tetapi, demang juga kadang ditujukan pada jabatan di bawahnya yaitu asisten wedana (camat sekarang) yang mengepalai onderdistrik atau setingkat kecamatan saat ini. Dalam laporan De Locomotief (koran zaman Hindia Belanda), Irman mengatakan ada tertulis jabatan Asisten Wedan Ciracap tanggal 5 September 1905 adalah Kanduruan Wiria Dihardja. 

"Apakah tulisan yang dibaca Tim Niskala Institute sebagai Waharsh Huwa itu sebenarnya kurang jelas dan semestinya terbaca Wiradiharja? Mengingat ada nisan lain yang tertulis Wuur 1912 apakah itu maksdunya Wira? Karena nama orang tua kadang tersemat juga pada nama anaknya. Ini sangat menarik untuk digali oleh para filolog," ucap Irman.

Hal menarik lainnya adalah tertulis Pekuburan dari tiga layal bulannya Rajab tanggal 21 1909. Irman mempertanyakan apakah ada kemungkinan semestinya terbaca Pekuburan dari tiga layon (jasad)? Sebab, di beberapa kuburan lumrah ada yang disatukan. Ini menarik karena ada beberapa nisan tanpa nama prasasti. Biasanya, penanda nisan batu tanpa nama digunakan menak zaman dulu sebelum mengenal nisan bertulis.

Para menak zaman dulu cukup meletakkan batu hitam sebagai penanda supaya kuburan tidak ditumpuk jika ada yang hendak dikuburkan. Mungkin sesudah dikenal nisan bertulis, mereka akhirnya menuliskan mengenai tiga jasad yang berada di kuburan karena tidak mengenal namanya. "Namun harus ada kajian lebih lanjut," ujar Irman.

Ciracap Era Kononial

Secara umum, wilayah Ciracap, Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu tempat yang dieksploitasi pemerintah kolonial, terutama dari hasil perkebunan, di antaranya kopi.

Pada 1897, kepala gudang kopi yang cukup terkenal di Ciracap adalah Mas Soemawidjaja. Ciracap juga merupakan wilayah yang direncanakan dibangun fasilitas pada masanya seperti penggilingan padi bertenaga listrik yang digagas Charles Edgar du Perron (sastrawan dan penulis Hindia Belanda) pada 1904, dengan memanfaatkan air terjun Cimarinjung.

Bahkan jalan kereta api akan dibangun dari Bandung ke Ciracap hingga Balekambang. Ciracap juga dikenal sebagai penghasil batik tulis Sunda yang berbeda dengan batik modern Jawa yang dicelup. Wilayah ini pun terkenal dengan produksi selimut. Pada 1910, ada perempuan bernama Ma Habdah yang konsisten membuat selimut yang dijual 0,575 gulden.

Irman menyebut Ciracap unik karena punya dialek tersendiri dalam bahasa sunda hingga dibukukan oleh Atmadikarta dalam judul "Dialèk Onderdistrict Tjiratjap district Djampangkoelon". Dialek Ciracap inilah yang diangap menyelamatkan bahasa Sunda saat itu sehingga tidak perlu meminjam kosakata Jawa dalam mengidentifikasi sesuatu hal baru.

"Namun ironisnya sekitar 1930, sempat terjadi kelaparan di Ciracap karena kekeringan yang cukup lama. Perampokan juga merajalela menggarong rumah-rumah warga. Ini sempat menjadi perhatian bupati Sukabumi dan jajaran pemerintah kolonial pada masa itu," kata Irman.

Sementara pasca merdeka, wilayah Ciracap juga diganggu oleh pasukan Brigade Citarum/Bambu Runcing yang sering membakar rumah warga termasuk di Kampung Tangkolo lokasi pekuburan sekarang. Bahkan pada 1952 di kampung Cipancur sempat diserang 25 orang Brigade Citarum yang membakar rumah warga dan masjid.

Penelitian Niskala Institute

Niskala Institute adalah pusat studi dan dokumentasi kebudayaan, sejarah, dan peradaban nusantara yang berpusat di Bandung. Hasil penelitian yang disajikan tersebut merupakan tindak lanjut dari penemuan 11 makam kuno di Situs Pemakaman Kuno Dumusgede, yang telah diidentifikasi Niskala Institute saat penelitian awal mereka pada Rabu, 6 Juli 2022.

Laporan penelitian berjudul "Potensi Tinggalan Arkeologis di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi" ini disusun lima peneliti: Muhamad Alnoza (ketua tim), Bagus Dimas Bramantio, Garin Dwiyanto Pharmasetiawan, Isa Akbarulhuda, dan Nikolas Dalle Bimo Natawiria. Alnoza adalah mahasiswa S2 Antropologi Universitas Gadjah Mada atau UGM. Sementara empat peneliti lainnya merupakan lulusan Arkeologi Universitas Indonesia atau UI.

Baca Juga :

Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan dalam laporan penelitian ini menyebutkan, berbagai temuan yang dijumpai oleh tim peneliti, pada dasarnya mengindikasikan bahwa Desa Purwasedar paling tidak telah menjadi lokasi kegiatan masyarakat masa kolonial. Rentang waktu yang dimaksud dalam hal ini sepanjang abad ke-19 hingga dengan periode paruh awal abad ke-20 Masehi.

"Potensi tinggalan arkeologis yang masih dapat dijumpai tim peneliti di Desa Purwasedar adalah Situs Pemakaman Kuno Dumusgede," tulis laporan ini. Situs Dumusgede berada pada ketinggian 64 mdpl dan memiliki empat sisi batas: utara, timur, selatan, dan barat.

Pada batas utara Situs Dumusgede, terdapat gugusan pepohonan yang terdiri dari beberapa pohon bambu pada batas utara bagian barat. Kemudian pada bagian tengah dan timur batas utara terdapat gugusan pohon pisang dan pohon bambu. Berdekatan dengan sisi utara Situs Dumusgede, membentang aliran Sungai Cibulaklak.

Pada batas timur Situs Dumusgede dipisahkan oleh semak-semak sepanjang batas timur, berbatasan langsung dengan TPU Dumuskadu. Batas selatan bagian timur adalah jalan setapak tanah. Kemudian pada batas bagian tengah terdapat semak-semak, dan bagian batas barat terdapat makam-makam baru. Pada batas barat terdapat semak-semak dan pohon yang tidak berhasil diketahui jenisnya.

Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui proses survei, dapat disimpulkan Situs Pemakaman Kuno Dumusgede merupakan pemakaman bernapaskan agama Islam dan mendapat pengaruh budaya Jawa-Mataraman. Indikasi ini muncul dari keberadaan penggunaan aksara Cacarakan, sebagai bentuk pengadopsian aksara Jawa Baru ke dalam kebudayaan literasi Sunda.

Di luar dari simpulan yang disampaikan di atas, terdapat pula kesimpulan sementara yang diharapkan dapat memicu adanya diskusi dan penelitian lebih lanjut di ranah interdisipliner. Berdasarkan temuan "Batu Kuda" di Situs Dumusgede, muncul gejala kemungkinan besar ada pengaruh budaya Sunda masa pra-Islam di Desa Purwasedar.

Hipotesis tersebut didukung latar belakang pemilihan lokasi situs yang tampak memiliki keterkaitan dengan konsep kosmologis masa pra-Islam. Namun, dugaan ini dikatakan sebagai hipotesis, karena perlu melewati proses pengujian pada penelitian lainnya dan belum bisa dijadikan acuan bagi rekonstruksi sejarah kebudayaan, baik di Desa Purwasedar secara khusus, maupun Jampang secara umum.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 Februari 2025, 13:43 WIB

Pedagang Makanan Merugi, Emak-emak Tunggu Solusi Wabah Lalat Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Pemukiman warga di Desa Caringin Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu wilayah yang terdampak wabah lalat . Jarak pemukiman dengan lokasi perusahaan ayam itu kurang dari 1 kilometer.
Pedagang makanan merugi sejak wabah lalat serbu pemukiman di sekitar peternakan ayam di Cidahu Sukabumi (Sumber: dok pedagang)
Sukabumi22 Februari 2025, 13:02 WIB

Kakak Tewas Di Tangan Adik, Geger Pembacokan di Cikahuripan Sukabumi

Peristiwa kakak tewas di tangan adik, bikin geger kampung Sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi
TKP pembacokan di kampung sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi (Sumber: su/awal)
Bola22 Februari 2025, 13:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung akan bertemu dengan Madura United dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-24 yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Prediksi Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor (Sumber : Instagram/@persib dan @maduraunited.fc)
Nasional22 Februari 2025, 12:19 WIB

Retret Kepala Daerah, Wali Kota Sukabumi Bicara Fiskal dan Banyak Materi Penting untuk Kemajuan Daerah

“Hari kedua retret dimulai dengan pemaparan materi dari Mendagri, membahas hubungan pusat dan daerah, baik pemerintahan, keuangan dan lainnya,” ucap Ayep.
Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dalam retret kepala daerah hari kedua (Sumber: dok ayep zaki)
Entertainment22 Februari 2025, 12:00 WIB

Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Raffi Ahmad Bikin Tandingannya: Pergi Migran Pulang Juragan

Tagar Kabur Aja Dulu sedang viral di media sosial sebagai bentuk kekecewaan sekaligus keresahan masyarakat generasi muda terhadap kondisi Indonesia dari segi ekonomi, sosial, hingga politik.
Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Raffi Ahmad Bikin Tandingannya: Pergi Migran Pulang Juragan (Sumber : Instagram/@raffinagita1717)
Life22 Februari 2025, 11:15 WIB

5 Tips Ampuh Agar Puasa Kamu Lancar Tanpa Lemas dan Lapar

Puasa adalah ibadah yang mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu, termasuk lapar dan haus. Namun, bagi sebagian orang, puasa bisa membuat tubuh terasa lemas dan lapar, terutama saat beraktivitas di tengah hari.
Ilustrasi Lemas dan Lapar Saat Menjalankan Ibadah Puasa (Sumber : Freepik/@onlyyouqj)
Produk22 Februari 2025, 11:06 WIB

BUKA Tegaskan Posisi Hukum dalam Sidang PKPU, Harapkan Putusan dari Majelis Hakim

BUKA atau Bukalapak tetap tegaskan posisi hukum dalam persidangan PKPU, dan meminta Hakim lanjutkan sidang dan menunggu putusan.
BUKA atau Bukalapak tetap tegaskan posisi hukum dalam persidangan PKPU, dan meminta Hakim lanjutkan sidang dan menunggu putusan. (Sumber : Istimewa.).
Bola22 Februari 2025, 11:00 WIB

Prediksi Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persita Tangerang akan bertemu dengan Borneo FC pada laga pekan ke-24 BRI Liga 1 2024/2025 yang digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Indomilk Arena.
Prediksi Persita vs Borneo FC di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor (Sumber : Instagram/@borneofc.id dan @persita.official)
Jawa Barat22 Februari 2025, 10:02 WIB

Sekretaris Komisi V DPRD Jabar Ucapkan Selamat atas Pelantikan KDM-Erwan sebagai Gubernur-Wagub 2025-2030

Sekretaris Komisi V DPRD Jawa Barat Muhammad Jaenudin menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030.
Sekretaris Komisi V DPRD Jawa Barat Muhammad Jaenudin (Sumber: dok sukabumiupdate)
Film22 Februari 2025, 10:00 WIB

15 Rekomendasi Film Terbaru Indonesia di Bioskop, Cocok Buat Hiburan Akhir Pekan

Tentu film-film baru Indonesia yang hadir di bulan Februari 2025 ini mengusung berbagai macam genre romantis, drama, melodrama, misteri, komedi, hingga horor. Cocok banget untuk menjadi rekomendasi hiburan saat libur akhir pekan
15 Rekomendasi Film Terbaru Indonesia di Bioskop, Cocok Buat Hiburan Akhir Pekan (Sumber : Istimewa)