SUKABUMIUPDATE.com - Kemunculan hewan diduga harimau membuat cemas para petani yang berkebun di Kampung Selagombong Girang, Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
Lokasi penampakan hewan tersebut di lahan pertanian di perbukitan yang ada di Kampung Selagombong Girang. Oleh warga tempat itu disebut Gunung Pasir Kantong atau Gunung Batu Aseupan. Warga juga mengenal perbukitan itu dengan nama Gunung Indocement, pasalnya terdapat lahan milik PT Indocement disana. Di area tersebut warga diberikan izin menggarap.
Semenjak munculnya hewan tersebut, petani tidak leluasa untuk melakukan pekerjaannya, sedangkan disisi lain pertanian menjadi salah satu tumpuan ekonomi.
Kondisi tersebut yang dialami, Saefulah (54 tahun) buruh tani. Pria yang akrab disapa Along ini menggantung hidup dari bekerja menaman hingga mengurus tanaman sayuran di lahan garapan itu. Ketika ada yang panen, Along juga ikut melakukan panen.
Per hari, uang yang didapatnya tak menentu, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, itu pun kalau banyak pekerjaan yang dilakukannya di kebun.
Sedangkan dia memiliki seorang anak yang sakit epilepsi. Sekali berobat bisa mencapai Rp 200 ribu.
Along menuturkan anaknya menderita penyakit tersebut sejak umur 1 sekolah dasar, hingga sekarang umur 15 tahun tak kunjung sembuh, "Sudah banyak upaya yang saya lakukan untuk kesembuhan anak saya ini dari mulai ke ustad hingga ke dokter," ujarnya.
"Dia dulu masih mau sekolah sampai tamat SMP, tapi untuk lanjut ke SMA dia malu karena sebelumnya sering kambuh penyakitnya saat sedang sekolah," ujar Along.
Dengan kemunculan diduga harimau ini membuat Along ketakutan dan trauma karena pernah melihat hewan tersebut sekitar bulan Juni lalu. Dia hanya sekilas saja melihat hewan itu, sehingga tak jelas mengenai ukurannya. Namun di bagian ekor jelas terlihat corak belang warna kuning pirang.
Kalau dulu dia bisa dari pagi hingga sore berada di ladang, namun setelah adanya kejadian ini, waktu bekerja diladang pun menjadi sebentar. "Penghasilan saya menjadi ikut berkurang karena waktu di ladang menjadi sebentar," ujar Along.
Along mengatakan bahwa ladang garapannya memiliki jarak yang jauh dengan kebun garapan petani-petani lain.
"Semoga keresahan yang diakibatkan oleh hewan tersebut segera diatasi dan hilang oleh pihak terkait, agar para petani dapat beraktivitas dengan tenang tanpa ancaman hewan itu," ujar Along.
CRP/GIANNI FATHIN RABBAN