SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPRD Jawa Barat Hasim Adnan menyoroti kondisi siswa di Kabupaten Sukabumi yang menyeberangi sungai untuk pulang dan pergi sekolah. Keadaan itu terjadi sebab jembatan yang sebelumnya berdiri hanyut terbawa luapan sungai.
Kondisi tersebut dialami para siswa SD dan MTS di Kampung Cipiit RT 04/06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Mereka harus bersusah payah untuk menuntut ilmu. Sebab untuk bisa sampai ke Sekolah mereka menyeberangi Sungai Citalahab dengan seutas tambang.
Baca Juga :
Sehari setelah berita soal pelajar menyeberangi sungai untuk pulang pergi sekolah itu muncul di beranda media sosialnya, Hasim langsung menghubungi pengurus PAC PKB Kecamatan Nyalindung.
“Saya tugaskan mereka untuk menemui warga dan beberapa tokoh, termasuk Kepala Desa setempat untuk menggali informasi tambahan sebelum saya datang ke lokasi jembatan yang hanyut tersebut,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi III DPRD Jabar ini.
Dari penelusuran pengurus PAC PKB Kecamatan Nyalindung yang diterjunkan ke lapangan, didapat keterangan bahwa kondisi tersebut terjadi akibat lambatnya respon dari pejabat pemerintahan di level kecamatan.
Baca Juga :
Hal tersebut dibuktikan dengan permintaan pembuatan Berita Acara yang baru diminta kepada pemerintahan desa (pemdes). Padahal kejadian putusnya jembatan penyeberangan sudah terjadi enam bulan yang lalu. Itupun setelah tim mengabarkan kepada Kepala Desa dan tokoh masyarakat setempat terkait rencana kedatangan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
“Terus terang saya merasa heran kenapa pemdes baru diminta oleh pihak kecamatan untuk membuat berita acara terkait insiden hanyutnya jembatan karena terbawa arus sungai Citalahab yang meluap, yang kejadiannya sudah berbulan-bulan,” kata Hasim.
Hasim menyayangkan minimnya atensi dan lambannya respon dari pihak-pihak terkait terhadap persoalan tersebut. Meski demikian, pihaknya sudah menghubungi tim Vertical Rescue Indonesia yang biasa membuat jembatan gantung untuk datang ke lokasi kejadian.
“Saya sudah komunikasi dengan Kang Tedi, Komandan Vertical Rescue Indonesia (VRI), terkait persoalan ini. Saya bilang ke beliau untuk bisa segera survey ke lokasi agar bisa dihitung, berapa kebutuhan biaya untuk pembangunan jembatan gantung di sana. Dan Alhamdulillah, sudah direspon dengan baik,” kata Hasim.
Meski sudah ada respon, Komandan VRI baru bisa mengagendakan survey ke lokasi setelah selesai kegiatan di Kabupaten Sumedang. Sementara pihak Hasim, awalnya baru mau akan survey ke lokasi setelah tim dari VRI terlebih dahulu melakukan survey.
“Jadi skema awalnya tim dari VRI saya minta untuk survey lebih dulu ke lapangan agar saya dapat gambaran awal perkiraan kebutuhan biaya pembangunan jembatan gantung. Hanya saja, tim VRI masih ada agenda yang harus dituntaskan sehingga belum bisa survey dalam waktu dekat. Tapi semoga masih di bulan Juli inilah,” kata Hasim.
Mengingat kedatangan tim VRI ke lokasi baru bisa dilakukan selepas agenda di Kabupaten Sumedang, pada akhirnya Hasim memutuskan untuk lebih dulu terjun langsung mendatangi lokasi pada Jumat, 1 Juli 2022.
Setelah berdialog dengan Kades Bojongsari beserta beberapa tokoh setempat, Hasim berkomitmen untuk membantu pembangunan jembatan gantung yang baru dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak yang bisa diajak untuk menjawab dan memberi solusi konkrit terhadap permasalahan ini.
“Insya Allah saya berkomitmen untuk segera bisa membantu pembangunan jembatan gantung yang baru. Dan Alhamdulillah, saya juga mendapatkan keseriusan dari warga sekitar terkait komitmen untuk melakukan ini semua dengan semangat gotong royong. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga nanti dalam pemeliharaan ketika jembatan gantung sudah selesai dibangun," pungkas Hasim.