SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi Paoji Nurjaman meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memeriksa kondisi Sungai Cikaler. Pemeriksaan dilakukan karena selain keruh, dikhawatirkan sungai tersebut tercemar merkuri yang digunakan untuk kegiatan tambang.
Sungai Cikaler melintasi sejumlah daerah di selatan Kabupaten Sukabumi diantaranya Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong kemudian Desa Bantaragung dan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah. Warga di tiga desa itu memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi, mencuci dan yang lainnya.
Baca Juga :
Paoji menyatakan ketika musim hujan warga memiliki banyak persediaan air dari sumber lainnya. Namun ketika musim kemarau, warga akan datang ke sungai tersebut. Maka dari itu, dari pemerintah dalam hal ini DLH harus mengecek apa penyebab keruhnya air Sungai Cikaler.
"Yang paling utama DLH, harus segera melakukan pengecekan ke lokasi. Takutnya air sungai tersebut, sudah tercemar bahan merkuri," kata Paoji kepada sukabumiupdate.com, Selasa, 31 Mei 2022.
Paoji menduga, air keruh akibat adanya penambangan batu ilegal di Sungai Cikaso, yang merupakan hulu sungai Cikaler.
“Kalau secara resmi, kami belum menerima laporannya, hanya pernah dari salah satu warga yang mengatakan adanya air keruh diakibatkan adanya tambang. Kendati demikian, kalau memang air sungai tersebut keruh diduga adanya tambang. Kami menghimbau agar menghentikan kegiatan tersebut," ungkapnya.
Menurut dia, apabila aktivitas tambang batu itu dilakukan di lahan Perhutani atau Perkebunan, maka perhutani dan perkebunan harus segera mengambil tindakan.
Sementara itu, Camat Lengkong Dedi Ruswandi memberi tanggapan terkait dengan aktivitas tambang yang menyebabkan sungai keruh. Menurut dia, Kapolsek sudah memanggil orang-orang yang berhubungan dengan penggalian tambang.
"Insya Allah nanti muspika akan melakukan tindakan kalau hasil pemanggilan pak Kapolsek tidak diindahkan," kata Dedi.
Sebelum itu, Dedi pun sudah pernah datang ke lokasi tambang namun para penambang itu tak ada di tempat. "Saya pada Februari sudah ke lokasi tapi penambangnya pintar tidak ada di tempat," ujarnya.