SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman menyatakan, setelah dicabutnya masa tanggap darurat, penanganan banjir bandang Sukabumi masuk ke tahap transisi pemulihan.
"Sesuai tahapan di dalam Undang-Undang 24 tahun 2007 itu jelas, pertama darurat dulu, sekarang kita transisi dari darurat ke pemulihan. Transisi dari darurat ke pemulihan itu salah satunya bagaimana mengintervensi kebutuhan masyarakat yang sangat urgent. Misalkan rumah, hari ini kita punya data mana rumah yang rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan," kata Maman.
BACA JUGA: Setelah Banjir Bandang dari Gunung Salak, Apa Upaya Mitigasi BPBD Sukabumi
"Kemudian yang kedua infrastruktur, kalau misalkan jembatan itu memang sangat dibutuhkan masyarakat, karena untuk akses distribusi bantuan, nah itu akan kita intervensi," jelasnya.
Maman menyatakan, hingga Sabtu (3/10/2020) tercatat banjir bandang membawa dampak di tiga kecamatan yaitu Cicurug, Cidahu dan Parungkuda. Dari tiga kecamatan itu ada 13 desa dan satu kelurahan. Untuk jumlah rumah yang terdampak sebanyak 327, kemudian 1.117 jiwa yang terdampak. Banjir bandang juga menyebabkan tiga korban meninggal dunia.
BACA JUGA: Air Sungai Kembali Naik, Warga di Lokasi Banjir Bandang Sukabumi Panik
Adapun infrastruktur yang terdampak bencana banjir bandang ini yaitu 7 jembatan lingkungan dan 2 jembatan kabupaten.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi menetapkan masa tanggap darurat pascabanjir bandang selama 7 hari, terhitung 21 hingga 27 September 2020. Setelah tanggap darurat banjir bandang Sukabumi berakhir, maka penanganan diserahkan kepada panitia lokal.
Menurut dia, setelah tahap transisi darurat ke pemulihan maka ada pasca rehab rekon atau pasca pemulihannya. Pasca pemulihan ini akan menggunakan APBD atau APBN.
BACA JUGA: Mengupas Temuan TNGHS Soal Penyebab Banjir Bandang Sukabumi
"Karena hari ini juga sudah ada tawaran APBN dari BNPB. Kalau ada titik-titik infrastruktur yang rusak dan tidak bisa ditangani oleh pemerintah daerah, kami akan mengajukan ke BNPB. Tapi di masa transisi ini luar biasa, di panitia lokal saja uang yang sudah terkumpul lebih di atas Rp 200 juta," jelasnya.
Maman memamparkan dalam penanganan bencana ada yang dinamakan pentahelix yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat dunia usaha, jurnalis dan dunia pendidikan. Pada bencana banjir bandang ini terbukti, peran pemerintah dibantu oleh berbagai unsur.
"Kemarin saya dengar ada pengusaha yang ingin membantu memperbaiki rumah ada juga pengusaha yang ingin menyumbangkan semen sampai 800 sak. Ini kan potensi masyarakat. Makanya ini ada transisi pemulihan kita akan memberdayakan potensi masyarakat dikelola oleh panitia lokal," jelasnya.
Ingat pesan ibu: WAJIB 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.