Mengupas Temuan TNGHS Soal Penyebab Banjir Bandang Sukabumi

Minggu 04 Oktober 2020, 01:10 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Serangkaian spekulasi muncul pasca banjir bandang yang melanda sebagian kawasan Cicurug, Cidahu dan Parungkuda pada 21 September 2020 lalu. Apalagi setelah diketahui ada tiga warga yang meninggal dunia akibat banjir bandang tersebut. Orang pun bertanya-tanya, apa penyebab utama air bah bisa tumpah hingga membawa musibah.

Bahkan, tak sedikit warganet yang berteori di situs jejaring sosial Facebook, meski tanpa acuan referensi dan disiplin ilmu yang mumpuni. Meski sudah ada saluran dan sumber resmi, beberapa orang bersikukuh mempercayai adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan tangan-tangan jahil dan berujung malapetaka, bukan faktor alamiah.

Tak ingin opini demi opini mengenai asal muasal banjir bandang ini terus menjadi bola liar, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III atau Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Pitra Panderi akhirnya dihadirkan sebagai salah satu narasumber di acara Live Tamu Mang Koko edisi Sabtu, 3 Oktober 2020.

Lalu, seperti apa temuan TNGHS di lapangan pasca banjir bandang? Betulkah ada pembalakan liar? Atau hanya faktor alam? Simak wawancara berikut.

Empat kali TNGHS melakukan pendakian untuk memastikan banjir bandang, apa saja temuannya?

Ketika kami mendapatkan informasi itu, kami langsung melakukan pengecekan ke Kampung Cibuntu dan juga Curug Citaman sampai jam 12 malam hari Selasa.

Besoknya kami bersama lainnya, pagi dengan Pak Dandim sampai ke pos Cimelati, dengan Polres. Hari Rabu dengan teman-teman Polres, KLHK, komunitas. Dan hari terakhir kami juga mengecek sampai ke ketinggian yang namanya blok 61 baru, sekitar 1.480 DPL. Itu hari Kamis, 1 Oktober bertepatan Hari Kesaktian Pancasila.

Melihat fakta-fakta, bahwasanya betul di sana ada kurang lebih lima titik longsoran. Titik longsoran terbesar adalah di curug sekitar area blok 61 baru. Itu kurang lebih panjang longsorannya 300 meter, yang atas itu kurang lebih 100 meter, yang bawah 200 meter. 

Kami penasaran, kami tidak bisa menggunakan drone di situ karena kendala teknis, karena banyak medan magnetik. Kami masih penasaran apa penyebab longsoran itu. Karena informasi yang kami dapat bahwa ada kegiatan illegal logging di sana, jangan sampai seperti itu.

Kami cek betul-betul keseluruhan area itu, kami tidak menemukan fakta-fakta adanya bekas aktivitas illegal logging.  Perjalanan kami dari pos Cimelati itu kurang lebih 3,5 sampai 4 jam.

Sepanjang perjalanan itu ditemukan empat titik longsoran kecil. Jaraknya bisa dikatakan hampir 100 atau 200 meter. Kita sudah petakan area longsoran itu, dan longsoran itu masuk ke arah sungai, dan sungai itu juga yang enggak lama kemudian menyempit di sekitar Curug Citaman.

Ada apa di Curug Citaman?

Curug Citaman itu idola, karena di situ ada embung, atau ada bak. Pengunjung itu bisa lihat curug dan bisa mandi-mandi di situ. Sekarang sudah enggak bisa karena terhantam oleh banjir bandang.

Jadi total ada berapa longsoran?

Ada lima titik. Satu titik besar, dan empat titik kecil di bagian bawah. Material yang tersisa tinggal tanah berupa longsoran.

Pohon kayu yang mendominasi di situ seperti pohon puspa, pohon rasamala, memang berjatuhan juga, tercabut akar-akarnya oleh longsoran itu. Nah penyebab longsoran itu yang kami sendiri masih sulit memprediksi. Karena memang tidak ada bekas-bekas aktivitas illegal logging.

Menurut anda, ada faktor penyebab lain?

Apakah mungkin akibat getaran, karena Gunung Salak merupakan gunung api aktif. Material longsoran itu ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri, batu itu Sub-DAS-nya Cicatih. Terdiri dari banyak anak sungai. Itu banyak sekali. DAS Cimandiri yang jatuhnya ke arah Palabuhanratu.

Ada foto yang memperlihatkan longsoran, itu memang benar, tetapi setelah dipetakan berbeda dengan terjadinya banjir bandang di Kampung Cibuntu. Ini masuknya ke DAS Ciliwung yang arah ke Jakarta. Secara administrasi masuknya ke Kabupaten Bogor.

Apakah betul gempa akibat aktivitas sesar lokal ikut andil menyebabkan longsor?

Saya hari Senin di Pos Cimelari, dan hari Minggu kan ada gempa di Cireunghas. Terasa besar sekali, tuh. Kaitan gempa itu mungkin benar, namun kami dari Tamana Nasional tidak mempunyai di bidang itu. Tapi beberapa orang (ahli) yang datang, dengan kejadian banjir bandang itu kami sempat diskusi hal yang menarik, bahwa wilayah itu merupakan bagian dari Sesar Citarik.

Apa kesimpulan anda?

Yang jelas faktanya, dari hasil itu, saya bisa sampaikan, kejadian ini, banjir bandang, secara alami longsor disebabkan adanya intensitas hujan tangal 21-21 September. Kalau dikatakan ada illegal logging, saya katakan tidak.

Adapun yang sempat viral, tentang potongan-potongan pohon, itu bisa kita lihat saja. Apakah bekas potongannya itu kan bersih banget. Kalau misalkan itu akibat illegal logging di atas, logikanya, karena ada banjir, ya bekas potongan itu mestinya, penampangnya itu agak kotor. Berarti asumsi kami itu sudah dipotong ketika sudah di bawah, dibersihkan.

Ketika disebut itu merupakan potongan pohon ketika di dalam kawasan, pastikan tidak. Untuk menyimak lebih lengkap dan lebih lugas pemaparan TNGHS, klik di sini.

*Ingat Pesan Ibu: Bersama lawan virus corona. Sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Masker, rajin Mencuci tangan dan selalu Menjaga jarak).

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life23 April 2024, 14:30 WIB

5 Penyebab Seseorang Menaruh Rasa Iri, Ada Perbandingan Sosial

Artikel ini akan mengeksplorasi beberapa penyebab umum dari perasaan iri dan cara-cara untuk mengatasinya.
Ilustrasi. Tatapan mata seseorang yang iri. Sumber Foto : Pixabay/galery21
Sukabumi23 April 2024, 14:16 WIB

10 Tahun Alami Kebutaan, Titin Hidup Sebatang Kara Huni Rumah Reyot di Surade Sukabumi

Kehidupan Titin sangat memperihatinkan, hidup sebatang kara dan mengalami kebutaan. Titin sudah hampir 10 tahun tak bisa melihat.
Titin (56 tahun), dan kondisi rumahnya yang sudah lapuk | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi23 April 2024, 14:09 WIB

Ada di Utara Sukabumi, Kapolres Soal Potensi Terorisme yang Harus Diwaspadai

Polres Sukabumi telah beberapa kali melakukan penangkapan terduga teroris.
Kapolres Sukabumi AKBP Tony Prasetyo. | Foto: SU/Ibnu Sanubari
Aplikasi23 April 2024, 14:00 WIB

Cara Perpanjang SIM Secara Online: Begini Tata Cara, Syarat dan Biayanya

Memperpanjang SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah proses yang harus dilakukan oleh setiap pemilik SIM yang masa berlakunya telah habis.
Ilustrasi. Memperpanjang SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah proses yang harus dilakukan oleh setiap pemilik SIM yang masa berlakunya telah habis. | Foto: Istimewa
Science23 April 2024, 13:51 WIB

Mengapa Terkadang Ada Bau Tanah Saat Hujan? Ternyata Ini Alasannya!

Artikel ini akan mengeksplorasi beberapa faktor yang mempengaruhi bau tanah pada saat hujan turun, dari proses dekomposisi tanaman hingga senyawa geosmin.
Ilustrasi. Air hujan. Sumber Foto : Pixabay/sunnySS2
Sukabumi23 April 2024, 13:30 WIB

Perkuat Pencegahan Korupsi, Pemkot Sukabumi Rapat Koordinasi dengan KPK

Rakor ini untuk memperkuat komitmen dan strategi pencegahan korupsi di Sukabumi.
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji dan Sekda Dida Sembada mengikuti Rapat Koordinasi Program Pemberantasan Korupsi Wilayah II secara virtual pada Selasa (23/4/2024) di Setda Kota Sukabumi. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Life23 April 2024, 13:30 WIB

5 Bahaya Kebiasaan Memendam Emosi Terhadap Kesehatan, Segera Berhenti!

Memendam emosi rupanya tidak baik bagi kesehatan, sehingga perlu diwaspadai untuk menghindari kebiasaan demikian.
Ilustrasi. Bahaya memendam emosi bagi kesehatan. Sumber Foto : Pexels/Nathan Cowley
Kecantikan23 April 2024, 13:15 WIB

Mengapa Tangan Lebih Mudah Kusam Dibandingkan Wajah?

Tangan cenderung terpapar sinar matahari secara lebih langsung dan intensif daripada wajah. Itulah Mengapa Tangan Lebih Mudah Kusam Dibandingkan Wajah.
Ilustrasi. Wajah kusam. Sumber Foto : Pixabay/beautyG
Sehat23 April 2024, 13:00 WIB

Rahasia Sehat Bebas Asam Urat: 13 Tips Mengatasinya dengan Cara yang Alami

Dengan mengikuti tips-tips ini dan mengelola asam urat, Anda dapat mencegahnya datang kembali.
Ilustrasi - Dengan mengikuti tips-tips ini dan mengelola asam urat, Anda dapat mencegahnya datang kembali. (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi23 April 2024, 12:54 WIB

Komisi 2 DPRD Kabupaten Sukabumi Apresiasi Pemkab Soal Inovasi Pembangunan

Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Sukabumi, Deni Gunawan mengapresiasi capaian pemerintah daerah dalam inovasi pembangunan
Deni Gunawan, Anggota Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto: Sy