Rumit PE Covid-19, Dinkes Ungkap Beda Data Sukabumi dan Satuan Tugas Nasional

Selasa 29 September 2020, 23:09 WIB

SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Sukabumi akhirnya menjawab perbedaan data perkembangan covid-19, versi daerah dan satuan tugas nasional maupun provinsi Jawa Barat. Perbedaan data tersebut terjadi karena ada proses penyelidikan epidermologi yang harus dilalui sebelum mengumumkan data pasien positif di daerah, seperti Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam update data peta risiko mengutip data kasus terkonfirmasi positif covid-19 kota dan kabupaten dari satuan tugas nasional. Dalam data per tanggal 27 September 2020 tersebut, ada selisih jumlah pasien terpapar corona antara nasional dengan pemda kota dan kabupaten Sukabumi, hingga 10 kasus.

Kabid P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman lewat rekaman suara menjelaskan perbedaan data terjadi karena input data covid-19 di daerah harus melalui kajian Penyelidikan Epidermologi (PE). Ini terjadi karena banyak warga Sukabumi yang bekerja di luar daerah terpapar corona, dirawat di daerah tempatnya bekerja namun masih memegang KTP Sukabumi, baik Kota maupun Kabupaten. 

“Singkatnya saat pusat (nasional) merilis data ada warga Kabupaten Sukabumi (sesuai KTP) positif berdasarkan swab test namun dirawat di luar Sukabumi maka tidak langsung diinput sebagai data daerah melalui satuan tugas,” jelasnya kepada awak media, Selasa.

BACA JUGA: Sukabumi Masih di Zona Orange, Data Covid-19 Nasional dan Daerah Berbeda?

Satuan tugas daerah baru memasukan data setelah hasil kajian PE keluar. Menurut Andi data daerah itu berdasarkan PE yang harus merinci hasil tracing dugaan pasien terpapar atau memaparkan pasien tersebut apakah ada di Kabupaten Sukabumi. 

“Pusat itukan input datanya berdasarkan hasil swab test dan KTP, baik itu mandiri ataupun yang dilakukan dinas setempat dimana pasien tersebut dirawat. Pusat mengirimkan notifikasi ke Kabupaten Sukabumi karena KTPnya disini. Lalu kami lakukan PE, seluruh kontak erat pasien tersebut di tracing, trekking dan testing. Jika kami tidak menemukan kasus penyebarannya di Sukabumi, data dari pusat tersebut tidak diinput sebagai data kasus daerah dalam hal ini Kabupaten Sukabumi,” beber Andi.

Proses PE ini memakan waktu yang tidak sebentar tidak bisa dilakukan dalam satu hari. Tim survailance dinas kesehatan harus mencari kontak erat (jika ada) dari pasien tersebut selama masa inkubasi (14 hari).  “Dengan catatan jika pasien tersebut selama masa inkubasi pernah berhubungan dengan warga (keluarganya) yang di Sukabumi. Data inikan kita laporkan kembali ke pusat lewat provinsi,” pungkas Andi.

Peta Zonasi Risiko kota dan kabupaten se Jawa Barat per tanggal 27 September 2020

Hal yang sama juga diungkapkan Kabid P2P Dinkes Kota Sukabumi, dr Lulis Delawati kepada sukabumiupdate.com. Lulis menjelaskan walaupun ber KTP Kota Sukabumi, namun domisili pasien sudah diluar daerah maka masuk data covid-19 daerah dimana pasien tersebut tinggal dan ditangani (dirawat). 

Setelah mendapatka informasi ada warga ber KTP Kota Sukabumi positif covid-19 dan dirawat di luar kota, menurut Lulis dinas kesehatan langsung melakukan PE. “Daerah butuh waktu melakukan PE untuk memastikan sumber penularan dimana. Walau ditemukan di luar Kota Sukabumi setelah laporan masuk ke kita. Langsung dilacak kontak eratnya di Sukabumi,” jelas Lulis.

“Jika tidak ditemukan penularan di Kota Sukabumi, ya masuk data misalnya Jakarta jika pasien tersebut sudah stay Jakarta walau KTP nya Kota Sukabumi,” sambung Lulis.

Kabid P2P Dinkes Kota Sukabumi juga menegaskan jika proses PE ini tidak mudah. Bahkan ruang kerja bidang P2P di Dinkes Kota Sukabumi sudah dipenuhi oleh board proses tracing trekking dan testing dari para pasien kasus covid-19.

Data nasional covid-19 Kota dan Kabupaten Sukabumi per 27 September 2020

Lulis juga menembahkan untuk masalah data dua kasus positif covid-19 yang meninggal di Kota Sukabumi yang belum masuk data nasional, kemungkinan ada keterlambatan laporan. “Kita sudah laporkan ke provinsi, nanti kita cek lagi terlambat masuk data nasional atau ada miss lain,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelum, ada perbedaan (selisih) jumlah pasien terkonformasi positif antara satuan tugas nasional dan satuan tigas Kota Sukabumi hingga 40 orang per 27 September 2020. Selisih jumlah pasien positif yang masih dirawat mencapai 38 orang, selisih jumlah pasien sembuh 4 orang, dan data nasional belum mencatatkan kasus kematian pasien covid-19 di Kota Sukabumi.

Hal yang sama terjadi di Kabupaten Sukabumi berbeda dengan data nasional. Ada selisih 10 orang, jumlah pasien dirawat jumlah selisih 10, jumlah pasien sembuh selisih 1, sementara jumlah kasus kematian pasien positif covid-19, sama.

Catatan redaksi: Bersama lawan virus corona. Sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3 M (Masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Entertainment30 Januari 2025, 16:00 WIB

Jisoo BLACKPINK Tanda Tangan Kontrak Dengan Warner Records Jelang Comeback

Menjelang comeback solo Jisoo BLACKPINK secara resmi menandatangani kontrak dengan Label Musik Amerika, yaitu Warner Record untuk membantunya dalam karir bermusik.
Jisoo BLACKPINK Tanda Tangan Kontrak Dengan Warner Records Jelang Comeback (Sumber : Instagram/@blisoo_official)
Life30 Januari 2025, 15:30 WIB

Mengenal Perbedaan Cranky vs Tantrum Pada Anak, Serupa Tapi Tak Sama Ya!

Cranky biasanya hanya berlangsung singkat, sementara Tantrum bisa berlangsung lebih lama.
Ilustrasi. Anak Mengamuk. Yuk, Mengenal Perbedaan Cranky vs Tantrum Pada Anak. (Sumber : Freepik/@MateusAndre)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 15:15 WIB

Bertemu Buruh dan Honorer, Komisi IV DPRD Bahas Isu Ketenagakerjaan hingga PPPK di Sukabumi

Buruh meminta dilibatkan dalam setiap kasus atau masalah di perusahaan.
Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi bertemu perwakilan buruh buruh pada Kamis (30/1/2025). | Foto: Istimewa
Life30 Januari 2025, 15:10 WIB

Sudah Lelah dengan Kerjaan? Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign

Setiap orang pasti pernah merasa jenuh atau lelah dengan pekerjaan yang mereka jalani, apalagi jika pekerjaan tersebut terasa tidak lagi sesuai dengan harapan atau impian.
Ilustrasi Resign, Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign (Sumber : Freepik)
Sukabumi30 Januari 2025, 15:03 WIB

Tolak Skema PPPK Paruh Waktu, Ribuan Guru Honorer R3 Sukabumi Demo di DPRD

Ribuan guru honorer R3 Sukabumi menuntut kejelasan status kerja agar diangkat menjadi pegawai penuh waktu, bukan paruh waktu.
Ribuan guru honorer R3 Kabupaten Sukabumi mendatangi gedung DPRD Kabupaten Sukabumi untuk menolah skema PPPK paruh waktu. (Sumber Foto: SU/Ilyas)
Inspirasi30 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi. (Sumber : Freepik.com)
Life30 Januari 2025, 14:41 WIB

Red Flag di Tempat Kerja: 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic

Lingkungan kerja yang sehat sangat penting bagi kesejahteraan karyawan dan kesuksesan perusahaan. Namun, tidak semua tempat kerja menciptakan atmosfer yang mendukung.
Ilustrasi Lingkungan Kerja Toxic, Red Flag di Tempat Kerja, 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic (Sumber : Freepik)
Life30 Januari 2025, 14:31 WIB

Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya

Malam Nisfu Sya'ban adalah salah satu malam istimewa dalam kalender Islam yang sangat dinantikan oleh umat Muslim setiap tahunnya.
Ilustrasi Malam Nisfu Sya'ban, Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya (Sumber : Freepik/@sketchepedia)
Entertainment30 Januari 2025, 14:30 WIB

Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama

Abidzar Al-Ghifari kembali menuai kritikan dari netizen setelah menyampaikan pernyataan kontroversial tentang penggemar fanatik drama korea ketika menjadi bintang tamu dalam podcast bersama Ariel Tatum.
Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama (Sumber : Instagram/@abidzar73 dan @ikanatassa)
Sukabumi30 Januari 2025, 14:28 WIB

Angin Kencang Robohkan Pohon Sengon, Timpa Rumah Warga di Parakansalak Sukabumi

Kebutuhan mendesak adalah sembako dan bahan bangunan untuk rumah terdampak.
Pohon sengon yang menimpa rumah warga di Kampung Sukarame RT 05/05 Desa/Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (30/1/2025). | Foto: Tagana Kecamatan Parakansalak