SUKABUMIUPDATE.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Harun Alrasyid membeberkan sejumlah kendala dalam penanganan covid-19 selama ini. Kendala ini disampaikan langsung kepada Gubernur sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kendala utama yang dialami GTPP Kabupaten Sukabumi selama ini, adalah soal uji swab yang menjadi patokan konfirmasi kasus positif covid-19. Disatu sisi menurut Harun, proses uji swab metode PCR di labkesda Jawa Barat terlalu lama, sehingga menyulitkan proses tracing dan traking kasus yang terkonfirmasi positif covid-19.
BACA JUGA: Sebelum Vaksin Covid-19 Ada, Warga Sukabumi Diingatkan Soal Protokol Kesehatan
“Ada yang hingga satu bulan baru keluar hasil swab test PCR-nya. Dimana saat hasil itu keluar, kondisi pasien sudah sembuh karena masuk ketegori OTG (orang tanpa gejala),” jelas Harun Al Rasyid langsung dihadapan Ridwan Kamil dalam acara evaluasi penanganan covid-19 Kabupaten Sukabumi, Jumat kemarin di kawasan objek wisata Jembatan Gantung Situ Gunung.
Sebenarnya, GTPP Covid-19 Kabupaten Sukabumi sudah memiliki alat PCR untuk uji swab test sendiri yang ditempakan di RSUD Palabuhanratu, namun kapasitasnya masih sangat terbatas. Alat PCR tersebut hanya memiliki kemampuan maksimal uji 20 sampel swab pasien per harinya.
BACA JUGA: Sekolah di Sukabumi Bisa Tatap Muka, Jika se-Kecamatan Tidak Ada Kasus Positif Covid-19
“Unuk diketahui dari 66 kasus positif swab yang saat ini masuk data kita per kemarin (hari ini 68 kasus), 16 hasil swab RSUD Palabuhanratu dan sisahnya dari hasil swab labkesda Jabar,” sambung Harun.
Ia meminta ada solusi untuk mempercepat hasil swab agar bisa melakukan langkah pemetaan untuk mengantisipasi penyebaran potensi covid-19. Dalam kesempatan ini Kadinkes juga mengungkapkan angka kesembuhan pasien covid-19 di Kabupaten Sukabumi sudah mencapai 81,38 persen.
Keberadaan ruang isolasi bertekanan negatif di RSUD Palabuhanratu dan Sekarwangi mempercepat proses kesembuhan pasien yang terkonfirmasi positif corona. “Ada 27 ruang isolasi (tempat tidur) bertekanan negatif di Sekarwangi dan 11 bed di RSUD Palabuhanratu,” pungkasnya.