SUKABUMIUPDATE.com - Tiga pimpinan Pemerintah Kabupaten Sukabumi, terjun langsung memantau pelaksanaan hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), di setiap lokasi yang menjadi check poin perbatasan Sukabumi.
BACA JUGA: Siap-siap, Begini Skema PSBB di Kecamatan Cibadak Sukabumi
Bupati Sukabumi Marwan Hamami memimpin langsung jalannya pelaksanaan PSBB di perbatasan Sukabumi-Cianjur di Kecamatan Sukalarang, sedangkan wakilnya Adjo Sardjo memonitoring PSBB di wilayah Kecamatan Cisaat. Kemudian Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri di terminal benda Cicurug yang merupakan wilayah perbatasan Sukabumi-Bogor.
Dalam kegiatan di masing-masing perbatasan itu, mereka ikut serta memeriksa sejumlah kendaraan yang melintas ke perbatasan, memberikan imbauan dan membagikan masker kepada para pengendara motor, mobil, dan kepada masyarakat umum.
Marwan menegaskan di hari pertama PSBB ini, para pengendara dan penumpang yang tidak menggunakan masker diberikan masker untuk digunakan dan diberi peringatan. "Keberadan virus ini tidak bisa terdeteksi langsung, salah satu yang kita lakukan melalui sterilasi dan melakukan check poin," jelasnya.
Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono memonitoring PSBB hari pertama di wilayah Kecamatan Cisaat.//FOTO: ISTIMEWA.
Menurut Marwan, bahwa peningkatan jumlah pemudik akan semakin tinggi mendekati hari raya Idul Fitri. "Kegiatan harus dilakukan 24 jam, karena hari ini hampir rata rata masyarakat ingin kembali ke kampung, bahkan ada yang berstrategi untuk melakukan perjalanan," ungkapnya.
Ia menjelalaskan, ada sebanyak 14 kecamatan yang melakukan PSBB dan check poin di setiap daerah masuk perbatasan. "Seperti hari ini kita lakukan pengecekan suhu badan, kemudian didata dan diberikan masker. Seribu masker kita siapkan untuk dibagikan, hari ini masih ada toleransi, namun kedepan mereka harus sadar diri bahwa masker akan melindungi dirinya dan orang lain," pungkasnya.
BACA JUGA: PSBB Hari Pertama di Kecamatan Sukabumi, Camat: Parungseah jadi Perhatian
Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono menambahkan, secara umum masyarakat sudah memahami maksud dan tujuan penerapan PSBB. Meski pun masih ada beberapa yang masih berboncengan dengan berbeda identitas.
"Kalau bukan satu keluarga, tidak boleh berboncengan. Seperti ojek online, tidak boleh menarik penumpang. Tapi tadi ditanya yang berboncengan, mereka satu keluarga. Artinya, secara umum masyarakat sudah cukup paham," terangnya.
Sambung Adjo, termasuk yang datang dari luar daerah pun diberi pemahaman terkait PSBB tersebut. " mereka paham dan berbalik arah. Kalau warga Kabupaten Sukabumi yang memang sehabis dari luar daerah, terutama dari zona merah disarankan isolasi mandiri," ucapnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri monitoring PSBB hari pertama di terminal benda Cicurug yang merupakan wilayah perbatasan Sukabumi-Bogor.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri menegaskan, jika ada yang melanggar aturan PSBB tersebut akan di berikan sanksi.
"Misal ada masyarakat yang memakai motor kemudian tidak pakai masker akan kita tegur dan kemungkinan di suruh pulang lagi untuk memakai masker. Demikian juga untuk para pedagang harus mengikuti aturan dalam penerapan PSBB. Mudah-mudahan pemberlakuan PSBB persial ini bisa berjalan dengan baik dan membawa hasil yang diharapkan," pungkasnya.