SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi melaunching dan sosialisasikan sekolah siaga kependudukan (SSK), di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi. Sekolah siaga kependudukan ini dalam rangka mengantisipasi bonus demografi, karena tantangan ke depan jauh lebih rumit dibandingkan saat ini.
Pada momen tersebut, Fahmi menekankan pentingnya pengetahuan kependudukan dalam menghadapi bonus demografi yang diprediksi terjadi pada 2030 nanti.
"Indonesia masuk bonus demografi yang diprediksi pada 2030. Di mana usia produktif 15 hingga 64 tahun lebih banyak dibandingkan usia non produktif," ujar Fahmi usai launching SSK tinggkat Kota Sukabumi, Kamis (12/12/2019).
BACA JUGA: Maksimalkan Potensi Ekonomi Digital , Pemkot Sukabumi Gaet Gojek dan GoPay
Meskipun masih lama sekitar 11 tahun lagi, kata Fahmi akan tetapi jika tidak diantisipasi sekarang akan berdampak pada masalah sosial, ekonomi kemasyarakatan yang luar biasa.
"Bonus demografi bukan hanya jumlah usia produktif naik, tapi masalah pekerjaan. Bila kesediaan lapangan kerja lebih sedikit dibanding jumlah penduduk akan jadi masalah dan berdampak pada kesejahteraan," paparnya.
Misalnya lanjut Fahmi kalau orang banyak tidak bekerja dan tidak sejahtera mengarah pada kriminalitas, dan ini harus diantisipasi. "Terlebih di era revolusi industri 4.0, beberapa ke tahun ke depan pelayanan publik di pemerintah tidak menggunakan manusia, karena robotic government sehingga luar biasa tantangan ke depan," jelasnya.
Dalam rangka menghadapi hal itu, sambung dia lahir SSK agar diintegrasikan pembelajaranya di sekolah dan bukan hanya akademik tetapi berhubungan dengan kependudukan, keluarga termasuk kapan menikah.
Menurut Fahmi, ada tagline dalam konteks SSK. Pertama saya sadar atau i aware terkait mengenai lerkembangan jumlah penduduk dunia termasuk Sukabumi. Luas kota 48,02 km dengan jumlah penduduk 323 ribu penduduk sangat padat.
''Kami berharap SSK membuat kita menjadi sadar dengan pertumbuhan penduduk. Di mana makin banyak penduduk berpengaruh pada permukiman dan terkait sanitasi yang harus disiapkan Kedua I care atau saya peduli, meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada kesejahteraan kalau ingin keluarga atur usia pernikahan dan atur kelahiran."
Terakhir ketiga i do atau apa yang saya lakukan, yakni aksi nyata perubahan pola hidup rencanakan masa depan. Pemkot ungkap Fahmi, berharap dengan pencanangan ini menyadarkan kepada warga dan pelajar pentingnya dampak kependudukan dan bisa disampaikan kepda yang lain pentingnya isu kependudukan.
"Sehingga bonus demografi bisa berdampak positif pada kemajuan bangsa," tandasnya.
BACA JUGA: Jawaban Pemkot Sukabumi Soal Biaya Sewa Pasar Pelita yang Kemahalan
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2KBP3APM) Kota Sukabumi Nuraeni Komarudin menambahkan, pada saat ini Indonesia memasuki fenomena kependudukan bonus demografi.
"Di mana jumlah penduduk usia produktif usia 15 usia 64 tahun proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan kelompok non usia produktif yaitu 0-14 tahun dan di atas usia 65 tahun," ungkapnya.
Oleh karena itu, harus disiapkan generasi berkualitas agar tenaga kerja mampu membawa keberkahan bukan malah bencana bagi negera.
BACA JUGA: Pemkot Sukabumi Ajak Pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Kolaborasi Dalam Pembangunan
Memasuki era bonus demografi dengan pendidikan kependudukan kepada generasi muda terutama siswa di sekolah agar menyadari melimpah tenaga kerja akan mendorong mereka tumbuh dan berkembang menjadi generasi penerus berkualitas yang memiliki pemahaman serta sikap berperilaku wawasan kependudukan.
"Pemerintah melalui sekolah siaga kependudukan, adalah sekolah mengiintegrasikan pendidikan kependudukan dan KB ke dalam mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran," terangnya.
Di dalamnya ada pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik membentuk generasi keluarga berencana agar memahami isu kependudukan integrasi ke dalam pelajaran.