Cara Kemenko PMK dan Pokjaluh Kemenag Sukabumi Tangkal Paham Radikalisme

Selasa 10 Desember 2019, 08:15 WIB

SUKABUMIUDATE.com - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI dan Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kemenag Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan rapat koodinasi pemeliharaan kerukunan ummat beragama, di salah satu hotel Kota Sukabumi.

BACA JUGA: Beredar Poster Laporan PNS Terpapar Radikalisme, Ini Kata BKN

Pemateri dalam acara itu yaitu Peneliti Utama Litbang Kemenag Pusat yaitu Prof. Dr. H Muhammad Adlin Sila, M.A., Ph.D, materinya tentang Moderasi Beragama. Kemudian Asisten Deputi Koordinator Wawasan Kebangsaan Kemenko Polhukam, Cecep Agus Supriyanta, S.H., M.Si, terkait Wawasan Kebangsaan, dan terakhir Direktur Penais Kemenag Pusat, Dr. H. Juraidi Malkan, MA, tentang Eksistensi Penyuluh

Plt. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan dan Kerukunan Umat Beragam Kemenko PMK, Cecep Khairul Anwar mengatakan, diselenggarakannya rakor di daerah penyangga seperti Sukabumi ini, diharapkan kerukunan umat beragama lebih terbangun dengan baik. Apalagi pemerintah melalui kementerian agama melahirkan buku Moderasi Beragama.

"Moderasi Beragama sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Kalau sudah masuk dalam RPJMN maka semua elemen bangsa, khususnya ASN harus memahami apa itu yang dimaksud moderasi beragama," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (10/12/2019).

Keterlibatan penyuluh dalam rakor ini, kata Cecep, karena penyuluh itu merupakan akar rumput yang sangat kuat. Pasalnya masuk ke wilayah-wilayah majelis taklim. Apalagi penyuluh itu harus membina tiga majelis taklim.

"Maka dari itu kami memandang yang harus lebih memahami terlebih dahulu moderasi agama adalah penyuluh agama. Meskipun pada prinsipnya seluruh agama jelas mengajarkan untuk tolerasi, berkasih sayang dan sebagainya," tuturnya.

Namun ia menegaskan, bukan berarti bahwa agama itu sama, tetapi dalam cara pandang beragama harus sesuai dengan ajaran, terlebih penyuluh itu digaji dan diangkat oleh pemerintah.

BACA JUGA: Pengamat UIN: Generasi Milenial Harus Menjadi Garda Terdepan Tangkal Radikalisme

"Maka harus bisa bergerak juga, toh semua regulasi-regulasi yang diciptakan oleh pemerintah tidak lepas juga dari ajaran-ajaran agama, termasuk ideologi pancasila," jelasnya.

Jangan sampai ditataran penyuluh, sambung Cecep ada pemahaman-pemahaman yang dalam tanda petik bisa merusak ideologi pancasila dan ini menjadi ke khawatiran. Apalagi ketika media sosial banyak berbicara masalah radikalisme.

"Rakor ini merupakan salah satu counter untuk radikalisme, maka semua jenjang di masyarakat, dunia pendidikan, maupun kementerian moderasi kegamaan harus di kedepankan. Sehingga pada akhirnya harmony kehidupan umat beragama bisa tercipta dan NKRI tetap terjaga," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Pokjaluh Kemenag Kabupaten Sukabumi, Apipudin menjelaskan, peserta yang mengikuti rapat koordinasi ini sebanyak 80 orang. Terdiri dari penyuluh agama islam Kemenag 65 orang se Kabupaten Sukabumi, kemudian dari pimpinan ormas dan pesantren.

BACA JUGA: Halaqoh Kebangsaan di Ponpes Al Ittihad Cianjur, Tangkal Paham Radikalisme

Menurut Apipudin, Kabupaten dan Kota Sukabumi dalam bidang kerukunan umat keagamaan kondusif, karena salah satu tupoksi penyuluh untuk membina kerukunan umat beragama berjalan dengan baik.

"Alhamdulillah secara umum kehidupan dalam kerukunan beragama dapat terjaga. Kami terus berupaya sosialisasi tentang moderasi keagamaan, sehingga upaya-upaya dari luar agar masuk paham radikalisme bisa dihalau," tegasnya.

Menurut dia, radikalisme juga tidak menutup kemungkinan ASN kemenag terpapar paham radikalisme. Maka harus ada kerjasama dengan pemda, karena jika hanya dari pihaknya terbatas, baik dari personal maupun dari sisi anggaran. 

"Pemda juga harus ambil bagian dalam memerangi paham radikalisme dengan melakukan kegiatan sosialisasi seperti ini," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Science23 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 23 Februari 2025, Potensi Turun Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025. (Sumber : Pixabay.com/@holgerheinze0)
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)