SUKABUMIUPDATE.com – Wakil Bupati, Adjo Sarjono menanggapi fenomena kaburnya investor dari Kabupaten Sukabumi terjadi selama tiga tahun terakhir. Usai menggelar acara di Parungkuda, Rabu (6/3/2019) Adjo menegaskan fenomena ini sulit dihindari karena ada perbedaan orientasi antara buruh dan pengusaha.
Kepada sukabumiupdate.com, Adjo menegaskan selama keterbukaan antara pihak Bipartit (pengusaha dan buruh) tidak berjalan dengan baik maka masalah keberlangsungan investasi sulit dipertahankan. “Pengusaha menjelaskan apa adanya demikian juga dari pihak buruh, sebab kedua-duanyakan saling membutuhkan.”
Ia menambahkan keterbukaan menjadi kunci, karena perusahaan tentu ingin dapat keuntungan sedangkan buruh juga ingin setiap tahun itu ada peningkatan upah. “Intinya harus sama-sama menikmati keuntungan antara pengusaha dengan buruh, sebab perusahaan harus jalan kemudian mereka juga bisa bekerja dengan berlanjut,” lanjut Adjo.
BACA JUGA: Apindo Sebut Iklim Investasi di Kabupaten Sukabumi Ibarat Matahari Terbenam
UMK Kabupaten Sukabumi diakui Adjo saat ini memang tinggi, jika dibandingkan daerah lain yang lebih murah seperti Cianjur, namun lebih rendah dibandingkan Bogor. “Perusahaan punya itung-itungan biaya produksi, bahan baku, upah dan lain sebagainya kalau penghitungan mereka tidak sampai ya jadi biaya tinggi otomatis kan mungkin harga jual harus naik pada saat di pasar tidak sampai berarti menurunkan biaya produksi. Seperti tadi mencari tenaga yg lebih murah,” jelasnya.
Pemerintah daerah ungkap Adjo akan terus berusaha menarik investor masuk ke Sukabumi untuk menyerap tenaga kerja, namun diprioritasnya tenaga laki-laki dibandingkan perempuan. “Mudah-mudahan kalau infrastruktur jalan sudah bagus mereka bisa tertarik untuk berinvestasi di Sukabumi.