SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah warga dari Kedusunan Ciragil dan Panaruban (Kedusunan 3 dan 4) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Rabu (16 /1 /2019). Usai unjuk rasa, enam orang perwakilan warga diterima untuk beraudiensi dengan Kepala Desa Cidadap, Asep Mulyadi.
Enam orang itu terdiri dari tokoh ulama dan masyarakat dari kedua kedusunan. Audiensi difasilitasi oleh pejabat Muspika Cidadap.
"Kami hanya ingin menanyakan anggaran untuk masyarakat karena selama ini kedusunan kami belum ada pembangunan. Dan kami ingin tau apa kendalanya sampai daerah kami terbengkalai," ungkap Wawan (55 tahun), juru bicara sekaligus koordinator aksi.
Wawan menekankan, pihaknya tidak bermaksud menggulingkan kepala desa. Warga hanya ingin menuntut transparansi keuangan Dana Desa (DD) dan ADD Desa Cidadap.
Wawan mengatakan, selama ini masyarakat di Kedusunan 3 dan 4 melakukan pembangunan di wilayahnya dengan cara swadaya. Dalam audiensi, perwakilan warga juga mempertanyakan Peraturan Bupati tentang kegiatan keagamaan yang selama ini dinilai tidak sampai ke masyarakat desa, khususnya majelis taklim.
"Kenapa warga dusun kami tak pernah diikutsertakan dalam membahas anggaran. Seolah warga dusun 3 dan 4 ini memiliki masalah pribadi dengan kepala desa," sambungnya.
Warga lainnya Agus Sobil (45 tahun) ikut menyuarakan aspirasinya dalam audiensi. Menurutnya, warga juga mempermasalahkan papan proyek yang selama pembangunan tidak pernah terlihat. Agus menilai papan proyek adalah bentuk transparansi pemerintah desa terhadap masyarakatnya.
"Kami berharap masalah ini ditindaklanjuti, jika memang terjadi penyelewengan anggaran kami minta untuk diadili dan diproses secara hukum siapapun orangnya," ungkap Agus.
BACA JUGA: Warga Dua Dusun Gelar Aksi di Kantor Desa Cidadap Sukabumi
Sementara itu aspirasi perwakilan warga dalam audiensi ditanggapi Kepala Desa Cidadap, Asep Mulyadi. Asep mengatakan, selama ini pihaknya sudah memberikan mandat pada aparat desa lain.
"Contohnya dalam masalah pengajian atau bidang keagamaan kami sudah memberikan amanah pada MUI Desa untuk berperan dalam kegiatan keagamaan. Namun saya sadar saya tidak ikut terjun langsung, untuk kedepannya ini jadi masukan buat pribadi saya," jelasnya.
Lebih lanjut Asep mengatakan jika musyawarah pembangunan selama ini sudah dilaksanakan di tingkat kedusunan. Namun karena misskomunikasi, program dan progres-progres pembangunan tidak tersampaikan dengan baik.
"Anggaran ini terbatas, dalam pembangunannya kami mengedapankan aspirasi yang diambil dalam musyawarah desa dan dusun. Sebenarnya kami ingin membangun semua jika dananya besar," tungkas Asep.