SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi, menyebutkan maraknya kasus penculikan anak, dikarenakan lemahnya pengawasan orang tua. Kepala Dinas Sosial, Iwan Ridwan menuturkan kasus kriminal ini terkait dengan fenomena kaum perempuan khusus ibu rumah tangga yang menjadi tulang pulang keluarga dengan bekerja sebagai buruh pabrik dan lainnya.
BACA JUGA: Pastikan Tepat Sasaran, Dinsos Kabupaten Sukabumi Evaluasi Penyaluran BPNT
“Anak-anak diurus oleh keluarga terdekat seperti kakek dan nenek atau paman dan bibi yang secara psikologis kurang peka terhadap kondisi anak dan lingkungan,” jelas Iwan kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (21/7/2018).
Iwan mengaku sempat panik saat mendengar ada kasus anak dibawa oleh orang stres di Parungkuda, beberapa waktu lalu. “Alhamdulilah cepat ditemukan, saya tidak membayangkan nasib anak tersebut karena dibawa oleh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).”
Seharusnya, menurut Iwan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Sukabumi yang memperkerjakan perempuan khusus ibu rumah tangga sebagai karyawannya, menyediakan tempat bermain dan penitipan anak di lingkungan tersebut. Sehingga ibu mereka masih bisa memperhatikan anak-anaknya disaat bekerja.
BACA JUGA: Dirawat Tim Medis, Dinsos Kabupaten Sukabumi Siap Memfasilitasi Adopsi Bayi Kebun Singkong
“Ini seharusnya jadi itu kewenangannya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)," jelas Iwan.
Sebelumnya, warga Kampung Ciutara RT 20/8 Desa Pondokkaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi digemparkan dengan hilangnya Naura Salsabila, balita berusia 3,5 tahun. Balita anak ke dua dari pasangan Agung Nurdian (27 tahun), dan Dessy Hertini (26 tahun) ini sempat diduga diculik.