Kondisi negara Indonesia ini, begitu banyak permasalahan sosial yang melanda, diantaranya adalah kemiskinan akibat pandemi. Ini merupakan masalah sosial yang harus dihadapi dan terencana, jika tidak diperhatikan dan ditangani secara terencana maka dapat berpengaruh negatif terhadap kehidupan masyarakat, seperti di kampung-kampung ataupun di pedesaan, baik di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Potensi ekonomi desa menjadi sangat penting pada saat ini. Memberikan perhatian besar pada pertumbuhan ekonomi desa merupakan salah satu Langkah awal dalam upaya meningkatkan kualitas ekonomi seluruh pelosok negeri. Memajukan perekonomian desa adalah tugas yang sangat penting. Hal ini karena penduduk Indonesia mayoritas adalah masyarakat pedesaan. Ekonomi masyarakat desa ditopang oleh beberapa sektor pendapatan, seperti sektor pertanian, sektor peternakan, sektor industri kreatif, sector perikanan, dan sector pariwisata.
Desa Sukasari memiliki potensi sumber daya alam salah satunya yaitu petani. Masyarakat Desa Sukasari Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi sebagian besar bermata pencaharian petani atau dalam bidang bercocok tanam. Pertanian Desa Sukasari memiliki peran dan potensi penting dalam andil terhadap perekonomian masyarakat. Komoditas yang paling dominan adalah padi, jagung, sayur mayur seperti tomat, timun, kacang panjang, buncis, kacang merah, dan lain sebagainya.
Komoditas yang paling dominan adalah padi sawah, hal ini mengingat sebagian besar lahan yang ada di Desa Sukasari ini ditanami oleh tanaman padi sekitar 70 persen. Pengolahan lahan sebagian sudah menggunakan mesin traktor, jarang sekali masyarakat yang menggunakan alat bantu hewan seperti sapi ataupun kerbau. Pemasaran untuk hasil padi dilakukan kepada tengkulak atau ada yang mengambil barang dari hasil panen. Berbeda dengan sayur mayur biasanya hasil panen langsung diantar ke penjual yang berada di pasar tradisional Cisaat. Kendala dalam pertanian secara umum yaitu cuaca, hama dan penyakit, persaingan bisnis karena adanya barang impor. Harga produksi dan harga jual tidak seimbang sehingga kebanyakan petani mengalami kerugian.
“Sekarang harga sayuran turun, tomat yang harga normalnya Rp 10.000 kini menjadi Rp 8.000 per kilogramnya, harga cabai rawit juga harga awalnya Rp 50.000 per kilogramnya kini menjadi Rp 20.000, lalu harga sawi juga menjadi murah Rp 1.500 dari harga Rp 5.000, dan buncis Rp 7.000,” kata Ade, Minggu (15/8/21).
Menurutnya, penyebab anjloknya harga sayuran dikarenakan kondisi ekonomi yang sedang terpuruk, sehingga daya beli masyarakat turun setelah munculnya wabah virus covid-19 ini. “Karena kondisi yang seperti ini dan bikin stress petani juga gara-gara mikirin harga, dan juga cuaca, lebih baik diam di rumah,” ujarnya.
Hal ini juga memicu karena adanya virus corona, risiko terpapar virus corona di sektor pertanian tidak bisa diabaikan. Bagaimanapun juga, petani adalah salah satu profesi yang sering mengalami ketidakpastian, baik dari alam, seperti cuaca, maupun dari realisasi pasar.
Krisis pandemi covid-19 menambah sumber ketidakpastian di kalangan pelaku perekonomian termasuk petani. Selain itu ketenangan dan kepastiaan di kalangan petani akan membantu ketahanan fisik dan mental petani menghadapi pandemi covid-19. Selain itu juga petani adalah populasi relative orang tua dibandingkan dengan populasi pekerja umum, misalnya umurnya berada rata-rata di kisaran pra-lansia dan lansia, sekitar 45 - 60 an tahun. Sehingga mereka merupakan kelompok yang rentan dan berisiko jika terpapar virus covid-19.
Kesimpulan
Desa Sukasari merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki potensi unggul di sektor pertanian dan perkebunan, yang dapat dijadikan kekuatan atau pun kemampuan dalam membangun desa dan mensejahterakan masyarakat untuk menjadi desa yang sejahtera.
Pertanian di Desa ini, memiliki peranan yang penting dalam andil terhadap perekonomian masyarakatnya. Komoditas yang ditanam oleh masyarakat di Desa Sukasari yaitu sawah, dan jagung. Kendala dalam pertanian secara umum yaitu cuaca, hama, dan penyakit, serta persaingan bisnis.
Selain pertanian Desa Sukasari juga memiliki potensi pada bidang perkebunan, beberapa potensi perkebunan yang ada di Desa Sukasari antara lain: Tomat, Timun, Sawi, Cabai rawit, kacang Panjang, kacang merah, buncis, kol dan lain sebagainya. Kendala dalam perkebunan secara umum yaitu persaingan bisnis. Untuk menunjang hal tersebut Adapun bentuk strategi pengembangan pertanian dan perkebunan yang dapat diterapkan pada Desa Sukasari yaitu pemberdayaan kelembagaan serta organisasi petani dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, dan menambah nilai jual suatu produk dengan cara pengolahan pangan menjadi lebih inovatif.
Penulis artikel: Nuriya Ariyanti Mahasiswa Universitas Nusa Putra