SUKABUMIUPDATE.com - SMAN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI), setelah 1001 nasi tumpeng yang dibuatnya disusun menyerupai bentuk peta Indonesia. Penghargaan MURI tersebut diterima pada Rabu (9/9/2020). Peta tersebut dinobatkan sebagai peta Indonesia terbesar yang dibuat dari tumpeng.
Peta Indonesia dari tumpeng tersebut memiliki panjang 24,3 meter dan lebar 11,2 meter. Peta tumpeng itu dibuat dalam rangka perayaan Milad SMAN 1 Cibadak yang ke-55 dan ditampilkan di sekolahnya pada tanggal 19 Agustus 2020 lalu.
Ketua Pelaksana Milad SMAN 1 Cibadak ke-55, Muhamad Fadil Maulana mengatakan, setiap tahun SMAN 1 Cibadak kerap menyelenggarakan perayaan milad secara gebyar. Namun karena tahun ini masih dalam suasana pandemi, sambung Fadil, maka pihaknya tidak dapat menggelar kegiatan tersebut seperti biasa.
"Jadi acara milad itu gebyar setiap tahunnya. Namun karena sekarang terkendala Covid-19, sehingga tidak bisa kumpul banyak orang. Sehingga kita pikir gimana caranya acara tetap ada, memorinya tetap ada, tapi tidak menghadirkan banyak orang. Dan acaranya tetap ada tidak melanggar protokol Covid-19," kata Fadil kepada sukabumiupdate.com, Kamis (10/9/2020).
BACA JUGA: Di Mana Indonesia di Peta Dunia Penularan Virus Corona Covid-19?
Fadil menjelaskan, setelah berunding dengan siswa yang tergabung dalam kepanitiaan acara itu, semua sepakat umtuk membuat tumpeng dalam jumlah banyak. Fadil menuturkan, insiatif membuat tumpeng itu mengikuti adat ketimuran ketika merayakan hari jadi dengan menyediakan makanan.
Peta Indonesia terbesar hasil kreasi SMAN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
"Akhirnya kita pikir susai adat ketimuran ulang tahun itu identik dengan tumpeng, jadi tumpeng itu tidak cuman dibagikan kepada masyarakat, tapi ada kenangan tertentu. Kita buat 1001 tumpeng yang disusun menyerupai bentuk peta Indonesia," tuturnya.
Fadil mengaku tidak berharap banyak ketika pihaknya mengajukan gagasan dan ide membuat peta Indonesia dengan tumpeng tersebut ke MURI. Awalnya ide tersebut diajukan melalui email, namun tidak ditanggapi oleh pihak MURI. Sebab penasaran, kepantian milad akhirnya memutuskan untuk datang langsung ke kantor MURI yang berlokasi di Jakarta.
"Di sana kami direspon dengan baik, kita sampai ide gagasan kita, kemudian akhirnya kita fokus mencari dan mengejar rekor itu. Akhirnya dapat," ucap Fadil.
Dalam pembuatan nasi tumpeng itu, masih kata Fadil, pihaknya menghabiskan anggaran sekitar Rp 30 juta. Anggaran itu dikumpulkan dari hasil donatur alumni SMAN 1 Cibadak dan hasil wirausaha kepanitiaan melalui berjualan masker.
"Nasi tumpeng itu kami berikan kepada masyarakat sekitar," tandasnya.
Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Cibadak, Isda Sugara mengatakan, karya tersebut merupakan murni hasil kreativitas siswanya dalam meperingati milad SMA Negeri 1 Cibadak. Pihaknya sebatas memberikan arahan dan bimbingan sehingga bisa berjalan optimal.
"Harap saya memang ini tidak hanya monumental berupa sertifikat dan piagam saja, saya berharap kreatifitas siswa ini semakin besar lagi," tandas Isda.