SUKABUMIUPDATE.com - Proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda dan Madrasah Aliyah (MA) Nurul Huda di Kampung Cikupa RT 12/04, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, berjalan dengan sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Sekolah ini hanya memiliki lima ruangan yang terdiri dari satu ruang kantor dan empat ruang kelas. Namun saat ini hanya dua kelas saja yang bisa dipakai karena dua kelas ambruk. Satu kelas ambruk pada 2016 kemudian satu kelas lagi ambruk pada Jumat (28/2/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.
BACA JUGA: MTs di Jampang Tengah Sukabumi Ini Tetap Bertahan, Walaupun Hanya Ada Delapan Murid
"Jadi yang masih bisa digunakan sebanyak dua kelas, itupun kondisi atapnya sudah pada bocor," ujar salah satu pengajar sukarela MTs Nurul Huda, Yoni Sutrisno, kepada sukabumiupdate.com, Jumat (28/2/2020).
Kondisi kelas yang masih bisa digunakan belajar oleh siswa MTs dan MA Nurul Huda. Sekolah ini hanya punya 20 siswa.
Karena keadaan ini, MTs dan MA ini terus menerus ditinggalkan siswanya. Kini, total siswa MTs dan MA Nurul Huda hanya 20 orang. Sedangkan pada tahun 2017/2018 lalu siswa MTs kelas VII sebanyak 1 siswa, kelas VIII berjumlah 5 siswa dan kelas IX jumlahnya 7 siswa. Sementara untuk MA kelas X sebanyak satu siswa, kelas X sebanyak lima siswa dan kelas XII jumlahnya 4 siswa.
BACA JUGA: Bertahun-tahun Rusak, Perpustakan MTs di Desa Cicukang Purabaya Butuh Bantuan
Bangunan MTs dan MA Nurul Huda dibangun pada 2008 lalu dengan bantuan dana hibah dari Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk pendidikan dasar dengan Kementerian RI. Bangunan sekolah rampung pada 2009 dan tahun itu juga mulai dipakai untuk belajar MTs Nurul Huda. Akan tetapi ketika itu MTs hanya bertahan satu tahun kemudian pada 2011 MTs Nurul Huda kembali buka. Sedangkan MA dimulai sejak tiga tahun lalu.
Kelas MTs serta MA Nurul huda yang masih bisa digunakan namun atap kelasnya sudah bocor.
Karena muridnya selalu sedikit maka kegiatan belajar setiap kelas baik di MTs dan MA digabung hingga kini. Dengan kondisi tersebut, pengelola dan para guru pesimis dengan masa depan MTs dan MA Nurul Huda. "Kemungkinan akan gulung tikar," kata Yoni.
BACA JUGA: Dihantam Hujan dan Angin Kencang, MTs Al-Manshuriyah di Ciemas Sukabumi Ambruk
Tetapi di balik rasa pesimis ini, pengelola dan para guru MTs dan MA Nurul Huda masih mempertimbangkan nasib 20 orang siswanya yang rata-rata dari kalangan orang tidak mampu. Selain itu, tak ada sekolah lainnya yang terdekat adapun jarak Kampung Cikupa, Desa Nanggela dengan Tegalbuleud sekitar 15-20 kilometer.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Selama ini (untuk operasional sekolah) hanya (mengandalkan) infak sebulan Rp 20 ribu (dari murid), itupun tidak semuanya (murid memberikan karena tidak mampu)," pungkasnya.