SUKABUMIUPDATE.com - Apa yang terlintas di pikiran Anda saat mendengar nama KH Ahmad Sanusi? Mungkin sebagian besar masyarakat Sukabumi hanya mengenal nama tersebut sebagai nama sebuah jalan di Sukabumi. Sejatinya KH Ahmad Sanusi merupakan salah satu tokoh nasional yang hidup di masa perjuangan melawan penjajahan, yang lahir di Sukabumi.
Berkaitan dengan hal itu, sebuah novel biografi KH Ahmad Sanusi berjudul Sang Penjelajah Ilmu, diluncurkan dalam kegiatan Pelantikan Pimpinan Daerah PUI Kota Sukabumi, Pengurus Daerah Wanita PUI Kota Sukabumi, dan Pengurus Daerah Pemuda PUI Kota Sukabumi masa bakti 2019-2023, Sabtu (8/2/2020) di Gedung Juang 45 Sukabumi. Penulis novel tersebut, Vita Agustina mengatakan, KH Ahmad Sanusi adalah sosok yang sangat memiliki dedikasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan.
BACA JUGA: PUI Kota Sukabumi Dilantik, Munandi Saleh: KH Ahmad Sanusi Pahlawan Nasional
"Garis besar novelnya tentang perjalanan hidup KH Ahmad Sanusi, dari mulai lahir hingga beliau wafat. Yang paling penting adalah proses perjuangannya, bagaimana beliau bergerak di bidang pendidikan, sedemikian hebat menyebarkan semangat menunut ilmu. Kita tahu, KH Ahmad Sanusi itu semangat menuntut ilmunya luar biasa, perlu dicontoh generasi muda saat ini," ucap Vita kepada sukabumiupdate.com.
Vita menuturkan, buku yang ia tulis tersebut berupa fiksi novel, karena Vita memandang, sepertinya memang sudah jarang generasi millenial yang membaca dalam diktat ilmiah, ditambah hal tersebut sudah banyak dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, ia mencoba meraciknya dalam bentuk novel atau fiksi.
BACA JUGA: Hari Pahlawan, Keluarga KH Ahmad Sanusi: Milineal Sukabumi Hanya Kenal Nama Jalan
"Nah ini yang kemudian coba saya cari celah di sana agar bisa dinikmati semua kalangan dan tereksplore lebih dalam. Fiksi ya pasti kita tahu, kita bisa memberi bumbu-bumbu sedikit sehingga tidak terlalu monoton, tapi dengan tidak mengesampingkan hal yang penting atau urgent-nya," tutur Vita.
Vita mengungkapkan, novel biografi KH Ahmad Sanusi tersebut terbit pada tahun 2019, dengan durasi penyusunan sekitar satu bulan. Sebelum ia menulis novel tersebut, Vita mengaku telah melakukan riset di Sukabumi sekitar tiga hingga empat hari, tepatnya berlokasi di Pesantren Syamsul Ulum, mewawancarai beberapa narasumber, termasuk santri yang sudah lama dan tergolong sebagai santri-santri KH Ahmad Sanusi.
BACA JUGA: HSN di Makam KH Ahmad Sanusi, Wali kota Sukabumi: Pesantren Laboratorium Perdamaian
"Saya mendapat banyak data-data di sana lalu saya ramu di novel itu. Bahkan ada yang mengatakan, seorang ulama Arab, bila kamu ingin menuntut ilmu, tidak perlu jauh-jauh ke Arab, cukup ke Sukabumi karena ada KH Ahmad Sanusi itu. Makanya ini luar biasa, fakta yang tidak tergali, maka kemudian saya tertarik di sana," jelas Vita.
Perempuan asal Madura yang lama tinggal di Yogyakarta tersebut menyampaikan, walaupun ia bukan asli Sukabumi atau Jawa Barat, tetapi ia sangat tertarik dengan sosok KH Ahmad Sanusi saat mendengar cerita dari temannya tentang tokoh tersebut.
BACA JUGA: Bertemu Jokowi, Wali Kota Sukabumi Janji Usulkan KH Ahmad Sanusi Jadi Pahlawan Nasional
"Awalnya saya tidak tahu PUI, tapi saya punya teman di PUI Pusat Jakarta dan dia cerita tentang dua tokoh, yaitu KH Ahmad Sanusi dari Sukabumi dan KH Abdul Halim dari Majalengka. Kebetulan, saya fokusnya di bidang menulis tentang tokoh-tokoh, wah saya pikir ini menarik karena belum banyak yang tahu, dan secara nasional belum ada yang ditulis, selama ini kita hanya fokus di tokoh yang sudah terkenal, padahal beliau adalah mutiara yang luar biasa. Maka saya pun menulislah dua novel, yaitu ada novel tentang KH Abdul Halim, dan KH Ahmad Sanusi ini," tandas Vita.