SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa atau FKDB, Ayep Zaki mengkritisi kondisi swasembada kedelai yang hingga saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
"Sampai hari ini belum ada satupun bank yang tertarik untuk membiayai budidaya kedelai. Ini harus menjadi perhatian secara khusus," kata Ayep Zaki, Senin (28/2/2022).
Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menuturkan, Kementerian Pertanian telah mencanangkan 600 ribu ha yang akan disebar di seluruh Indonesia untuk penanaman kedelai.
Menurut Ayep Zaki, ia bersama timnya akan mengambil porsi dari 600 ribu ha tersebut selama bank bisa memberikan dukungan.
"Kendala yang paling besar yang dihadapi saat ini adalah tingkat kemudahan akses perbankan, ini sangat susah sekali. Meskipun dikabarkan bank-bank diminta dan mau mendanai petani kedelai, namun faktanya sangat susah. Saya harus akui, agak susah terkoneksi dengan perbankan," ungkapnya.
Padahal Ayep Zaki menegaskan, dirinya sanggup mewujudkan swasembada kedelai dalam tempo yang dicanangkan pemerintah. Namun menurutnya, pemerintah harus membuat regulasi, termasuk perbankan agar bisa bersama-sama untuk mewujudkan swasembada kedelai tersebut.
Dengan pengalaman bergelut di dunia pertanian sejak tahun 2015, Ayep Zaki secara teknis sudah sangat siap untuk swasembada kedelai.
Ia menambahkan, untuk masalah kebutuhan bibit, kualitas bibit baik yang berlabel kuning, label putih, label ungu dan label biru, dirinya sudah bisa membuka kerjasama dengan balai benih Kementerian Pertanian.
"Masalah kedua adalah pupuk. Pupuk juga sudah ditemukan yang mampu memenuhi kebutuhan tanaman kedelai. Sehingga kami sangat optimis dengan budidaya kedelai itu akan berhasil karena nutrisi untuk pohon kedelainya sudah ada," papar Ayep Zaki.
Masalah ketiga lanjutnya, adalah dukungan dunia perbankan yang benar-benar harus berkomitmen terhadap terealisasinya swasembada kedelai.
"Jadi harus ada bank yang memang betul-betul fokus mau bekerjasama untuk merealisasikan ini. Bila tidak ada dukungan dunia perbankan, swasembada kedelai memang akan terus menjadi ilusi," ujarnya.
Baca Juga :
Ayep Zaki mengingatkan, apabila swasembada kedelai ini tidak direspon secara cepat, maka harga kedelai bukan tidak mungkin bisa mencapai Rp 15.000 per kilogramnya. Bahkan katanya, di akhir bulan Februari 2022 saja, harganya sudah mencapai sebelas ribuan.
Meski demikian, Ayep Zaki masih meyakini, dirinya bersama Partai NasDem akan menjadi yang terdepan dalam mewujudkan swasembada kedelai.
"Apabila ini ditangani secara serius, saya dengan dukungan regulasi yang baik, dalam dua tahun ini akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan pemerintah tentang swasembada kedelai ini," tegasnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan kedelai Indonesia mencapai kurang lebih tiga juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, hanya dibutuhkan lahan dua juta hektar tanaman kedelai.
"Namun dari dua juta hektar tersebut harus mampu menghasilkan panen kedelai yang optimal. Bila itu tercapai, maka dari dua juta hektar tanaman kedelai tersebut 100 persen kebutuhan kedelai lokal bisa terpenuhi," jelasnya.
Ia menambahkan, perihal masalah budidaya kedelai, solusi yang harus dilakukan selain dari program pemerintah adalah juga harus digenjot program produksi kedelai mandiri yang dibiayai perbankan langsung dengan petani dan off taker.
"Off taker akan menjadi penanggung jawab. Dan inilah yang harus segera direalisasikan percepatannya," pungkasnya.