SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat harus bisa mencerna informasi atau berita dengan baik serta memastikan kebenarannnya dan dapat dipertanggungjawabkan sebelum disebarluaskan kembali.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Irfan Junaidi dalam bincang literasi media dan informasi secara daring, Kamis (28/10/2021).
"Setiap masyarakat mendapatkan informasi atau berita harus bisa mencernanya terlebih dahulu dengan baik sebelum buru-buru ingin me-share," ungkap Irfan.
"Sehingga yang di-share itu sudah dipastikan betul memang bisa dipertanggungjawabkan dan benar," imbuhnya. Ia mendorong masyarakat untuk bisa memilah berita atau informasi antara yang benar dan salah maupun yang berdampak negatif dan positif.
Irfan yang juga menjabat sebagai pemimpin redaksi Republika ini mengingatkan warga untuk tidak fokus pada satu sumber informasi agar perspektif makin kaya. Menurutnya polarisasi yang terjadi di masyarakat saat ini merupakan akibat dari miskin perspektif.
Masyarakat ibarat memakai kaca mata kuda yang menganggap sudut pandangnya yang paling benar dan menilai pendapat lain salah. Akibatnya masyarakat menjadi mudah menyalahkan perspektif atau pandangan orang lain. Bahkan, menurutnya, sikap tersebut tidak hanya terjadi pada masyarakat akar rumput, melainkan juga para elite.
Untuk hal itulah Irfan berharap masyarakat dapat melihat atau mencari informasi/berita yang beragam dari berbagai sumber demi memperkaya perspektif dan mencegah polarisasi.
Perbedaan perspektif itu diharapkan timbul dialektika positif di masyarakat, daripada saling menyalahkan. "Bahaya sekali kalau punya mindset seperti itu. Diharapkan masyarakat kita jangan mau, harus melawan ketika disodorin yang sama sudah enggak mau baca atau cari yang lain," ungkapnya.
Lebih lanjut Irfan berharap perusahaan media benar-benar menerapkan prinsip dasar jurnalisme. Dengan demikian, hasil karya jurnalisme itu bisa memberikan manfaat kepada masyarakat secara berdaya.