SUKABUMIUPDATE.com - Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek Bukit Algoritma di Sukabumi rencananya akan dilaksanakan pada 9 Juni 2021 mendatang. Informasi ini diperoleh dari Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Kerja Sama Operasional, Budiman Sudjatmiko.
"Tanggal 9 Juni ya untuk groundbreaking-nya," kata Budiman kepada sukabumiupdate.com via WhatsApp, Selasa, 1 Juni 2021.
Informasi soal groundbreaking ini kemudian diperjelas oleh PT Amarta Karya, selaku perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk menggarap proyek tersebut. External Affairs PT Amarta Karya Hilmi Dzakwan Shodiq mengatakan pihaknya tengah menyiapkan hal teknis.
"InsyaAllah 9 Juni. Sejauh ini amka (PT Amarta Karya) dan kiniku (PT Kiniku Nusa Kreasi) sedang mempersiapkan hal teknis," kata Hilmi. Ia menyebut lokasi peletakan batu pertama Bukit Algoritma tidak jauh dari Cikidang Plantation Resort. "Titiknya gak jauh dari lokasi kemarin ketika kunjungan press conference," tambah dia.
Setelah peletakan batu pertama, Hilmi menyebut PT Amarta Karya akan fokus membangun sejumlah infrastruktur pendukung seperti jalan, drainase, penerangan, dan lain-lain. "Nanti diinfokan lebih lanjut ya dan akan ada undangan kepada media," katanya.
Namun ia belum bisa memastikan siapa saja nanti yang akan hadir dalam agenda peletakan batu pertama proyek tersebut. "Nanti diinfokan lebih lanjut, undangan sedang dirancang," kata Hilmi.
Terkait persiapan groundbreaking ini, sebelumnya Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung mengatakan perusahaannya telah melakukan mapping atau pemetaan terkait rencana jalan dan infrastruktur lain melalui unit bisnis Amarta Geospasial.
"Kami melaporkan bahwa sampai dengan hari ini tim kami tetap bekerja. Kemudian terkait juga dengan aspek keuangan Bank BRI," katanya dikutip dari laman resmi PT Amarta Karya. Hal itu ia sampaikan saat PT Amarta Karya menggelar halal bi halal dengan tim proyek Bukit Algoritma yang dihadiri Budiman Sudjatmiko pada Senin, 17 Mei 2021 di Bekasi.
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan swasta akan membangun pusat pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia di wilayah Cikidang dan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Proyek bernama Bukit Algoritma ini akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektare dengan dana awal senilai Rp 18 triliun.
Lahan 888 hektare tersebut mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Taman Sari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari.
Dua perusahaan swasta yang berencana membangun proyek tersebut adalah PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan Kerja Sama Operasional atau KSO bernama PT Kiniku Bintang Raya, yang ketua pelaksananya diisi Budiman Sudjatmiko, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekaligus Komisaris PT Perkebunan Nusantara V. Bukit Algoritma akan disulap bak Silicon Valley di Amerika Serikat, yang menjadi pusat perusahaan-perusahaan teknologi global.
Proyek ini terbagi menjadi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun untuk fase pertama, tiga tahun untuk fase kedua, dan lima tahun untuk fase ketiga. Pembangunan proyek pada fase pertama akan merampungkan kawasan seluas 353 hektare. Setelah selesai dibangun pada tahap pertama, Bukit Algoritma akan mulai beroperasi.
Di kawasan tersebut nantinya berdiri pusat sains, theme park, pusat kesehatan, pusat pertanian untuk makanan dan gizi, pusat kebugaran, serta plaza inovasi. Ada pula health center atau pusat kesehatan yang dibangun seperti medical city. Proyek ini disebut menjadi mimpi jangka panjang.
Untuk tahap pertama selama tiga tahun, PT Amarta Karya menjadi mitra kepercayaan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan sejumlah fasilitas lainnya.
Satu investor asal Kanada disebut telah resmi menanamkan modalnya untuk pembangunan proyek Bukit Algoritma. Investor asal Kanada ini menginvestasikan uangnya sejumlah Rp 18 triliun untuk pembangunan fase pertama Bukit Algoritma.
Investasi awal untuk proyek Bukit Algoritma terbagi ke dalam dua jenis: klaster dan ekosistem. Dana Rp 18 triliun dari Kanada masuk untuk investasi klaster fase pertama yang akan digarap PT Amarta Karya berupa pembangunan infrastruktur. Sementara untuk investasi ekosistem telah ada dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun.
Berita lengkap soal Bukit Algoritma dapat dibaca di sini.