SUKABUMIUPDATE.com - PT Amarta Karya selaku Badan Usaha Milik Negara yang menggarap Bukit Algoritma di Sukabumi kembali mambahas wacana groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek tersebut yang semula direncanakan akan dilakukan selepas lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.
Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung mengatakan perusahaannya telah melakukan mapping atau pemetaan terkait rencana jalan dan infrastruktur lain melalui unit bisnis Amarta Geospasial. "Kami melaporkan bahwa sampai dengan hari ini tim kami tetap bekerja. Kemudian terkait juga dengan aspek keuangan Bank BRI," katanya dikutip dari laman resmi PT Amarta Karya.
Pernyataan Nikolas itu disampaikan saat PT Amarta Karya menggelar halal bi halal dengan tim proyek Bukit Algoritma yang dihadiri Budiman Sudjatmiko selaku Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Kerja Sama Operasional, Senin, 17 Mei 2021 di Bekasi.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Direktur Keuangan PT Amarta Karya Wahyudi, Direktur Operasional Royaldi Rosman, Senior Vice President Divisi Sekretaris Perusahaan Pandhit Seno Aji, Senior Vice President Divisi Pengembangan Bisnis Runsa Rinaldi, Senior Vice President Divisi Pemasaran Oki Fahreza, Senior Vice President Divisi Keuangan & Akuntansi Onky Reza, Senior Vice President Divisi Infrastruktur Donald Pandapotan, Senior Vice President Divisi Penunjang Produksi Brisben Rasyid, Senior Vice President Divisi Properti I Wayan Sudenia, dan Senior Vice President Divisi Gedung Haryadi Syamsu.
Nikolas berujar rencana peletakan batu pertama yang semula diagendakan setelah lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah kemungkinan bisa dilaksanakan. "Mudah-mudahan apa yang sudah kita cita-citakan sebelumnya bahwa proyek ini bisa segera groundbreaking setelah lebaran mungkin bisa terlaksana dan ini bisa menjadi momentum yang baik juga bagi semua pihak," kata dia.
Nikolas juga mengucapkan terima kasih kepada Budiman Sudjatmiko karena telah melibatkan PT Amarta Karya untuk menggarap tahap pertama proyek tersebut selama tiga tahun. "Terus terang nama kami PT Amarta Karya ikut terbawa dan muncul ke permukaan yang memiliki manfaat dan pencapaian yang luar biasa bagi kami."
Budiman menyebut banyak hal yang dipertaruhkan dalam rencana pembangunan Bukit Algoritma setelah proyek ini menjadi buah bibir di masyarakat selama beberapa pekan. "Dengan pertemuan kita ini merupakan salah satu langkah semoga dalam waktu dekat kita bisa lanjut menuju groundbreaking," kata Budiman Sudjatmiko.
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan swasta akan membangun pusat pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia di wilayah Cikidang dan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Proyek bernama Bukit Algoritma ini akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektare dengan dana awal senilai Rp 18 triliun.
Lahan 888 hektare tersebut mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Taman Sari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari.
Dua perusahaan swasta yang berencana membangun proyek tersebut adalah PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan kerja sama operasional atau KSO bernama PT Kiniku Bintang Raya, yang ketua pelaksananya diisi Budiman Sudjatmiko, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Komisaris PT Perkebunan Nusantara V. Bukit Algoritma akan disulap bak Silicon Valley di Amerika Serikat, yang menjadi pusat perusahaan-perusahaan teknologi global.
Proyek ini terbagi menjadi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun untuk fase pertama, tiga tahun untuk fase kedua, dan lima tahun untuk fase ketiga. Pembangunan proyek pada fase pertama akan merampungkan kawasan seluas 353 hektare. Setelah selesai dibangun pada tahap pertama, Bukit Algoritma akan mulai beroperasi.
Di kawasan tersebut nantinya berdiri pusat sains, theme park, pusat kesehatan, pusat pertanian untuk makanan dan gizi, pusat kebugaran, serta plaza inovasi. Ada pula health center atau pusat kesehatan yang dibangun seperti medical city. Proyek ini disebut menjadi mimpi jangka panjang.
Untuk tahap pertama selama tiga tahun, PT Amarta Karya menjadi mitra kepercayaan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan sejumlah fasilitas lainnya.
Satu investor asal Kanada disebut telah resmi menanamkan modalnya untuk pembangunan proyek Bukit Algoritma. Investor asal Kanada ini menginvestasikan uangnya sejumlah Rp 18 triliun untuk pembangunan fase pertama Bukit Algoritma.
Investasi awal untuk proyek Bukit Algoritma terbagi ke dalam dua jenis: klaster dan ekosistem. Dana Rp 18 triliun dari Kanada tersebut masuk untuk investasi klaster fase pertama yang akan digarap PT Amarta Karya berupa pembangunan infrastruktur. Sementara untuk investasi ekosistem telah ada dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun.
Berita lengkap soal Bukit Algoritma dapat dibaca di sini.