Hari Angklung Sedunia: Yuk Kenalan Lebih Dalam Tentang Alat Musik Sunda Ini

Rabu 16 November 2022, 08:56 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Hari Angklung Sedunia diperingati setiap tanggal 16 November sejak tahun 2010. Tepatnya setelah UNESCO resmi menetapkan alat musik dari Sunda ini sebagai salah satu warisan dunia. 

Tapi apakah kamu sebagai orang Sunda sedah mengenal lebih mendalam tentang alat musik yang satu ini? Dan bagaimana ceritanya Angklung diperangiti oleh seluruh masyarakat didunia?

Nah Mari kita simak penjelasannya berikut ini, seperti dikutip dari situs petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id via Suara.com.

Angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, dan tergolong ke dalam alat musik tradisional.

Angklung terbuat dari tabung-tabung bambu. Suara unik dari angklung dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan.

Sejarah Hari Angklung Sedunia

Dua anak memainkan Angklung | Foto: Flicker wanzai99
Dua anak memainkan Angklung | Foto: Flicker wanzai99

Hari Angklung Sedunia dirayakan tanggal 16 November setiap tahun. Tanggal tersebut dipilih tak lepas dari pengakuan dunia atas alat musik asal Sunda ini.

Dikutip dari unggahan Saung Angklung Udjo di Facebook, enam tahun lalu, tepatnya 16 November 2010, alat musik tradisional angklung mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya takbenda (The Intangible Heritage) dalam Sidang Inter-govermental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (IGC-ICH) di Nairobi, Kenya.

Pengakuan angklung oleh UNESCO ini disahkan setelah sebelumnya batik, keris, dan wayang juga ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia.

Mirisnya, jika tidak diakui oleh UNESCO, angklung hampir saja menjadi milik bangsa lain. Sebab, sebelum UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, angklung sempat di klaim oleh negara lain.

Angklung semakin dikenal luas sejak 1938, Daeng Soetigna, menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis. Memang angklung ciptaan Daeng ini tidak memiliki nada pelog atau salendro. 

Namun inovasi tersebut bertujuan agar Angklung bisa leluasa dimainkan harmonis bersama alat-alat musik Barat. Alhasil, angklung akhirnya diakui dunia lewat UNESCO.

Sejarah Angklung

Potret Anak Zaman Dulu Memainkan Alat Musik Angklung | Foto: Wikiwand
Potret Anak Zaman Dulu Memainkan Alat Musik Angklung | Foto: Wikiwand

Kata Angklung sendiri berasal dari bahasa Sunda ‘angkleung-angkleungan’ yang berarti gerakan pemain angklung dan membentuk suara ‘klung’ yang dihasilkannya.

Sementara itu, secara etimologis angklung berasal dari kata ‘angka’ yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi, angklung merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap.

Menurut Dr. Groneman, Angklung telah ada di Nusantara, bahkan sebelum era Hindu. Lalu Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, Angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan. 

Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut.

Dalam Kerajaan Sunda (abad ke 12-16) , Angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri (dewi padi/dewi kesuburan). 

Selain itu, konon Angklung juga merupakan alat musik yang dimainkan sebagai pemacu semangat dalam peperangan, sebagaimana yang diceritakan dalam Kidung Sunda. 

Jenis Angklung

Dikutip dari situs resmi kemdikbud, terdapat beberapa jenis angklung yaitu:

1. Angklung Kanekes

Angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten. Angklung Kanekes dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang).

Angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten. Angklung Kanekes dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang).

2. Angklung Dogdog Lojor

Terdapat 2 instrumen Dogdog Lojor dan 4 instrumen angklung besar. Biasanya dimainkan sebagai pengiring ritual bercocok-tanam.

Setelah masyarakat di sana menganut Islam, dalam perkembangannya, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan.

3. Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor.

Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).

4. Angklung Padaeng

Angklung Padaeng dikenalkan oleh Daeng Soetigna sekitar tahun 1938. Memakai diatonik, sehingga nadanya selaras dengan sistem musik barat. 

Angklung Padaeng dibagi menjadi angklung melodi dan angklung akompanimen.

Fungsi Angklung

Selain menjadi alat musik dan pengiring lagu dalam pertunjukkan, angklung ternyata memiliki fungsi lain. Dilansir ich.unesco.org, fungsi angklung diantaranya:

  • Angklung untuk adat istiadat
  • Kesenian
  • Identitas budaya tradisional di Indonesia

Dimainkan pada berbagai upacara seperti penanaman padi, panen dan khitanan

Kekinian, angklung tidak hanya terbuat dari bambu. Ada pula angklung kayu bahkan angklung digital yang dapat dimainkan melalui ponsel.

Perlu diketahui, Angklung Digital diciptakan oleh Dhany staf KBRI Tokyo pada 2010. Karya ini pada 20 November 2016 tercatat di rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) yang didaftarkan oleh Indosat Ooredoo, bersama Saung Udjo dan Masagistudio. Dhany Irfan bekerja sama dengan Yulius Wibowo membuat aplikasi iAngklung ini.

Demikian penjelasan tentang Hari Angklung Sedunia yang diperingati pada hari ini 16 November jadi sudah sejauh mana kamu mengenal alat musik dari Sunda ini?

#SHOWRELATEBERITA

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa