SUKABUMIUPDATE.com - Penduduk di Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, menjadikan sepeda motor modifikasi bernama Engkreg, sebagai alat angkut utama hasil bumi. Mereka mengangkut hasil bumi seperti kayu dari pedalaman hutan, dengan kondisi jalan setapak, berupa tanah, lumpur, bebatuan, dan menyeberangi sungai-sungai kecil.
"Ongkos angkut kayu diukur kubikasi, jenis kayu, serta jarak tempuh dan medan yang dilalui," kata M Aan (39 tahun), warga Pajampangan, tepatnya asal Kampung Cikadu, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, Selasa, 30 Agustus 2022.
Aan mengatakan, untuk medan yang rumit, terjal, dan jarak tempuh mencapai sekitar 2 kilometer, dengan jenis kayu yang diangkut adalah jati, tarif per kubik adalah Rp 600 ribu satu balik. Sementara dengan medan dan jarak yang sama, namun menangkut kayu jenis albasiah atau jengjeng, tarif sepeda motor Engkreg hanya sekitar Rp 300 ribu satu balik.
"Untuk kondisi jalan terjal, satu Engkreg paling mampu mengangkut setengah kubik atau 50 meter dengan jarak 2 kilometer. Seperti kondisi di hutan jati Desa Bangbayang, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, medannya lumayan rumit," kata Aan.
Baca Juga :
Apabila cuaca kemarau, sambung Aan, satu motor Engkreg mampu mengangkut kayu jati lima hingga enam balik dalam sehari dengan jarak 1 hingga 2 kilometer. Beban yang diangkut dalam sekali balik adalah setengah kubik kayu. "Biasanya kami turun dengan teman-teman tujuh atau sepuluh Engkreg, tergantung banyak tebangan pohon yang akan diangkut," katanya.
Para tukang ojek Engkreg biasanya menangkut kayu dari dalam hutan menuju ujung jalan untuk selanjutnya diangkut truk. Jalan yang ditempuh Engkreg adalah jalur yang sulit dilintasi kendaraan biasa. Hampir setiap hari para penarik Engkreg mendapatkan order, namun dengan skala muatan dan ongkos yang tidak tetap alias tergantung pesanan.
Diketahui, sepeda motor hasil modifikasi warga ini begitu unik, karena hampir semua badan motor dibongkar tinggal menyisakan rangka, mesin, dan roda. Sedangkan tangki bensin digantungkan di setang yang juga ikut dimodifikasi menjadi lebih tinggi. Warga menyebut biaya yang harus dikeluarkan untuk modifikasi Engkreg minimal sekitar Rp 2 juta.