SUKABUMIUPDATE.com - Jika kamu melewati jalan raya Sukabumi Bogor, tepatnya di Bojongkokosan, kamu mungkin pernah melihat mobil DeSoto bekas yang dijadikan monumen kecelakaan lalu lintas.
Namun, kali ini kita tidak akan membahas mengenai mobil yang dijadikan monumen tersebut, tapi lebih kepada merek mobil DeSoto itu sendiri.
Merk mobil ini dulu sangat populer bahkan tercatat jika banyak pejabat negara yang memiliki mobil merk ini, diantaranya yaitu Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dan Wakil Presiden pertama Indonesia Moh. Hatta.
Baca Juga :
Sejarah Singkat Pabrikan Desoto
DeSoto memiliki sejarah yang cukup panjang di dunia otomotif internasional. Menurut laman All Par, Merek DeSoto didirikan oleh pria bernama Walter Chrysler pada 4 Agustus 1928 dan pertama kali diperkenalkan pada 6 Agustus 1928 di Amerika Serikat.
DeSoto merupakan bagian dari Chrysler Corporation. Nama DeSoto sendiri diambil dari penjelajah Spanyol yang bernama Hernando DeSoto, pria ini juga dikenal sebagai orang yang menemukan Sungai Mississippi tahun 1541.
Lalu pada tahun 1929, JE Fields yang menjabat sebagai wakil presiden penjualan Chrysler Corporation diangkat sebagai presiden Divisi DeSoto.
Di Tahun itu juga DeSoto berhasil menjual 81.000 unit mobil, hal itu menjadikan rekor untuk merek mobil baru yang akan bertahan selama lebih dari 30 tahun.
Lalu pada 1931, Desoto kembali mengeluarkan jenis mobil baru yang disebut model CF atau lebih dikenal dengan DeSoto Eight. Mobil ini memiliki radiator gaya barel, Hood kokoh menutupi mesin delapan silinder baru yang berotot.
Jenis CF ini didasarkan pada kerangka mobil Plymouth dengan sedikit perubahan namun tetap memiliki bobot ringan.
Dengan mesin besar yang menjadi sumber tenaga dari CF Eight ini menjadi cikal bakal mobil khas Amerika Serikat yakni Muscle Car.
Namun depresi hebat yang melanda Amerika akhirnya menghancurkan Desoto jenis CF Eight ini. Meski depresi hebat melanda Amerika, DeSoto terus bergerak maju dengan memproduksi banyak mobil hebat.
Selama tahun 1930-an, desain baru yang ketika itu disebut-sebut revolusioner berupa desain Aliran Udara (Air Flow) Chrysler diperkenalkan.
DeSoto Airflow 1934 dinilai memiliki tampilan futuristic dan model ini pertama kali disebut coupe dua pintu, tetapi kemudian diiklankan sebagai coupe tiga penumpang.
Desain coupe Air flow merupakan model fastback sejati dengan bagian belakang mobil yang berbeda.
Model Airflow III S-2 menjadi model terakhir yang tersedia untuk dealer DeSoto pada tahun 1936 dikarenakan Chrysler menghentikan pembuatan Air flow akibat penjualan mobil yang buruk.
Pada 1942, DeSoto mengeluarkan desain baru dengan lampu depan tersembunyi yang disebut lampu "Airfoil". Fitur pada lampu ini dikagumi banyak pelanggan.
Namun, pada 1943, pabrik DeSoto memfokuskan pekerjaan pada perakitan komponen alutsista perang seperti sayap pesawat.
Setelah perang usai, barulah DeSoto kembali memproduksi kendaraan roda empat menawarkan banyak desain baru konsumen.
Tahun 1950-an DeSoto menampilkan sirip ekor dan banyak krom untuk pasar konsumen Amerika yang di desai oleh Virgil Exner.
Pada tahun 1955 Model baru dirancang di bawah arahan Exner. Ini menjadi tahun kemakmuran dari pabrikan DeSoto. Sepanjang tahun 1955-1959 DeSoto mengalami penjualan yang kuat.
Dan akhirnya pada tahun 1960-an, kembali mengalami keterpurukan. DeSoto berjuang untuk tetap bisa bertahan dengan hanya dua seri yang ditawarkan untuk tahun 1960.
Akhirnya Pada tanggal 30 November 1960, Chrysler secara resmi mengakhiri produksi DeSoto di Amerika Serikat.
Selama 30 an tahun berkecimpung di dunia otomotif dunia, DeSoto telah melahirkan banyak karya mobil dan tersebar ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia.