SUKABUMIUPDATE.com - Power steering menjadi komponen yang dapat meringankan beban pengemudi, pasalnya komponen ini berfungsi menjadikan kemudi mobil menjadi lebih ringan saat diputar atau saat pengemudi membelokan arah kendaraan.
Tanpa adanya power steering, kemudi akan terasa berat saat diputar.
Saat ini terdapat dua jenis power steering yaitu hidrolik dan elektrik. Keduanya memiliki fungsi yang sama namun memiliki cara kerja yang berbeda.
Mengutip dari Suara.com, berikut perbedaan antara power steering hidrolik dan elektrik pada mobil.
Power Steering dengan Sistem Hidrolik
Sistem power steering hidrolik adalah sistem penggerak kemudi yang memanfaatkan tekanan oli atau fluid.
Power steering hidrolik juga terdiri dari dua tipe, yakni recirculating ball dan rack and pinion. Tipe rack and pinion lebih banyak diaplikasi pada mobil.
Komponen utama power steering hidrolik terdiri dari pompa, reservoir tank, pipa, selang dan steering rack assembly.
Pompa power steering yang menghasilkan daya dan tekanan oli power steering agar bisa menekan piston di dalam power steering rack assembly. Pompa ini diputar oleh mesin menggunakan fanbelt.
Sedangkan fungsi reservoir tank untuk menampung oli power steering yang dialirkan ke rack assembly melalui selang dan pipa.
Disarankan tabung ini sering dilakukan pengecekan. Bila level oli di dalamnya berkurang, bisa dipastikan ada masalah pada sistem power steering.
Sedangkan di dalam rack assembly sendiri ada tiga komponen utama, yaitu rotary control valve, pressure chamber dan rack and pinion linkage.
Power Steering dengan Sistem Elektrik
Power steering jenis ini biasanya lebih dikenal dengan EPS (Electronic Power Steering). Tipe ini adalah pengembangan dari power steering hidrolik. Memang lebih modern ketimbang tipe hidrolik, karena EPS memakai sistem otomatis yang diatur oleh komputer.
Model ini tidak memakai cairan atau oli seperti hidrolik, namun melibatkan banyak komponen seperti electronic control module (ECM), motor listrik, torque sensor, steering clutch, noise suppressor dan on board diagnostic.
Saat mesin hidup, ECM mendapat suplai aliran listrik dari baterai. ECM akan meneruskan ke clutch sehingga main shaft dan motor setir terhubung.
Ketika setir dibelokkan, sensor akan mendeteksi seberapa besar momen putar yang diterima.
Tentunya sistem ini dinilai lebih efektif menggerakan setir ketimbang tipe hidrolik.
Sumber: Suara.com