SUKABUMIUPDATE.com - Banyak kendaraan keluaran terbaru yang dipasangi sensor canggih untuk menunjang performa kendaraan tersebut, contohnya pada kendaraan yang menggunakan sistem bahan bakar injeksi atau Electronic fuel injection (EFI).
Pada kendaraan seperti ini terdapat sensor canggih yang berfungsi mengirim data ke ECU (Electronic Control Unit).
Sistem injeksi ini dinilai mampu mengontrol dan mengukur pasokan bahan bakar ke ruang bakar secara lebih efisien sehingga kendaraan akan lebih irit bahan bakar jika dibandingkan dengan mesin yang menggunkanan karburator.
Baca Juga :
Berikut beberapa sensor yang terdapat pada system bahan bakar injeksi.
1. Air Flow Meter (AFM)
Air Flow Meter (AFM) berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk ke ruang pembakaran melalui intake manifold, Sensor ini biasanya terletak sebelum throttle body.
Di dalam AFM ini terdapat katup yang dapat terbuka dan menutup secara otomatis. Besar kecilnya bukaan katup tergantung dari jumlah udara yang masuk.
Komponen ini juga dilengkapi dengan pegas pengembali (return spring) dan measuring plate yang akan mendeteksi jumlah udara melalui putaran pada potensiometer.
Potensiometer akan berputar untuk menghasilkan tegangan output dan kemudian dikirim ke ECU melalui sinyal.
Putaran ini bisa menyebabkan tegangan output pada potensiometer dapat berubah-ubah dan kemudian diterima ECU sebagai signal jumlah udara yang masuk.
2. Intake Air Temperature (IAT)
Intake Air Temperature merupakan sebuah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke dalam throttle body.
Bahan bakar yang di suplai ke ruang mesin akan dipengaruhi oleh suhu udara, semakin dingin suhu udara maka bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor pun akan semakin banyak.
Selain itu, intake air temperature juga bertugas menyesuaikan rasio perubahan suhu pada intake.
Setelah air flow meter melakukan tugasnya, kemudian ECU akan menentukan kadar bahan bakar yang disalurkan melalui injeksi.
Kadar bahan bakar yang dikirim ke ECU itu telah disesuaikan dengan suhu ruang pembakaran.
Hal ini akan menjadikan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan akan selalu berada di tingkat optimal sehingga kendaraan akan memiliki performa yang lebih prima.
3. Manifold Absolute Pressure (MAP)
Manifold Absolute Pressure berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam intake manifold.
Besanya tekanan udara pada intake manifold akan diubah menjadi nilai tahanan pada manifold absolute pressure.
Sensor inilah yang akan menggantikan komponen yang bernama ‘vacum advancer’ pada pengapian konvensional untuk mengatur timing pengapian (saat busi memercikan api ke dalam ruang bakar) melalui putaran dan beban mesin mobil.
4. Oxygen Sensor (OS)
Posisinya berada pada exhaust manifold (saluran buang), sensor yang satu berfungsi mendeteksi jumlah oksigen yang ada di dalam gas buang.
Alat ini terdiri dari elemen berbahan dasar senyawa 'zirconium dioxide'. Senyawa tersebut dibalut oleh lapisan tipis platina pada bagian dalam dan luarnya.
Oksigen yang terkandung dalam gas buang ini dapat menandakan pembakaran yang kurang sempurna.
Selain itu, alat ini juga berfungsi untuk mengevaluasi apakah campuran bahan bakar sudah tepat atau belum saat terjadi proses pembakaran di dalam mesin.
Hal ini menjadikan mesin dengan sistem bahan bakar injeksi menjadi lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem bahan bakar karburator.
5. Throttle Position Sensor (TPS)
Throttle position sensor ini biasanya dipasang pada throttle body dalam bentuk nilai tahanan.
Throttle position sendiri berfungsi untuk mendeteksi sudut pembukaan katup di throttle body. Sama halnya dengan sensor Air Flow Meter, throttle position juga memanfaatkan potensiometer.
Ketika throttle berputar maka potensiometer akan ikut berputar dan nilai tahanannya berubah.
6. Fuel Tank Pressure (FTP)
Fuel Tank Pressure terletak di dalam fuel tank (tangki bahan bakar), sensor yang satu ini berfungsi untuk mendeteksi tekanan bahan bakar di dalam fuel tank atau tangki bahan bakar yang terbentuk karena uap dan goncangan yang dihasilkan kendaraan saat berjalan.
Uap ini nantinya akan diolah menggunakan sistem charcoal canister.
Charcoal canister sendiri merupakan salah satu komponen mesin yang termasuk ke dalam sistem pembakaran pada mobil.
Bentuk komponen ini menyerupai tabung dan menampung material charcoal (arang) yang masih aktif.
Charcoal canister berfungsi sebagai tempat penampungan sementara uap bahan bakar yang ada di tangki bahan bakar.
7. Turbo Boost Sensor (TBS)
Sensor yang satu ini hanya terdapat pada mesin yang memiliki turbo dengan variable nozzle.
Fungsi dari Turbo Boost Sensor ini yaitu untuk mendeteksi tekanan udara yang akan disemburkan oleh turbocharger.
Tekanan udara yang disemburkan ini tidak boleh lebih atau kurang sedikit pun karena nantinya akan berakibat buruk pada performa mesin kendaraan.